Thursday 21 July 2011
Dikejar-kejar
Sekedar mengenang masa lalu. Bukan mau ge-er ya, tapi entah apa sebenarnya yang membuat orang selalu mengejarku (dalam arti yang sebenarnya). Mungkin karena wajahku yang dulu terkesan seperti orang gak berdaya/mudah ditindas (sampai pernah berdo'a Ya Allah, tolong bikin wajahku jadi keliatan galak, supaya orang-orang jadi takut...hihi..). Atau mungkin karena waktu kecil aku ini berbadan kecil di antara teman sebaya. Sampai rasanya capek sendiri.
Pengalaman pertamax, waktu itu aku baru mau masuk di kelas satu Sekolah Dasar. Ada seorang tetanggaku, sebutlah namanya Z, usia sebaya denganku, tapi dia beda sekolah. Dia masuk siang, sedangkan aku masuk pagi. Walaupun kami bertetangga, aku gak dekat dengannya. Pasalnya, si Z itu anak yang lumayan nakal, sering menjahili teman, dan aku gak suka dengan anak yang jahil. Nah, kejahilan si Z ternyata juga menimpaku. Ketika aku berangkat sekolah (sekolah gak dihantar ortu loh... mandiri je..^_^), dia pasti menghadang jalanku. Sambil merentangkan tangannya Z berkata galak,"Hayoo, mau kemanaaa?" Setiap aku berlari ke sisi lain, dia mengikutiku sambil terus merentangkan tangannya. Begitu terus. Diperlakukan begitu, aku jadi ketakutan, berlari menghindar, dia pun mengejarku sampai aku lari terpontang-panting dan dia gak bisa mengejarku lagi. Kalau difikir sekarang, untuk anak sekecil aku dan dia, padahal jalannya kan lebar, kalau mau bisa aja aku lari dan gak perlu ketakutan begitu. Yah, namanya juga anak-anak. Begitulah, hampir setiap hari, Z selalu menunggu di jalan, sebelum aku berangkat sekolah. Menunggu hanya untuk menghadang jalanku dan mengejarku, sampai akhirnya dia bosan sendiri (tahulah aku darimana hobi lariku ini...hihi..). Dan herannya, orang dewasa yang ada di sekitar yang melihat perbuatan Z, bukannya menolongku, tapi justru mentertawakan, atau hanya basa-basi mengomel sekedarnya pada Z. Padahal waktu itu aku benar-benar tertekan dengan sikap Z.
Pengalaman keduax, sewaktu aku baru masuk di kelas dua Sekolah Dasar. Aku yang sebelumnya di kelas satu dan masuk pagi, kini di kelas dua harus masuk siang, dan berbeda suasana dan juga kakak kelas. Kalau kakak kelasnya baik gak apa-apa. Tapi ini, ada kakak kelas di kelas empat, yang hobinya mengejar-ngejar adik kelasnya. Namanya Juli, bocah lelaki berbadan gemuk dan besar dibandingkan anak-anak sebayanya. Dialah yang hobi mengejar adik kelas setiap hari sebelum bel masuk berbunyi. Jadi selama beberapa bulan di awal caturwulan (kalo gak salah, dulu nyebutnya begitu, bukan semester), aku dan beberapa teman-teman perempuan harus sport jantung. Olahraga menjelang siang, lari-lari menelusuri jalan kampung di sekitar sekolah kami, kalau tidak mau ketemu Juli dan kena kejahilannya. Jadi, setiap hari, ketika baru sampai kelas, dan hanya sempat meletakkan tas, aku dan teman-teman langsung kabur, untuk menghindar kejaran Juli. Kalau bel masuk sudah berbunyi, dengan jantung berdebar hebat dan keringat bercucuran, kami mengendap-endap menunggu Juli masuk kelas dulu, baru kami mengikuti. Duh capeknya..
Pengalaman ketigax. Ini juga sewaktu aku masih SD. Tahu kan kalau zaman dulu (duluuu banget...hihi..), masih ada tukang minyak yang jualan keliling kampung. Nah, salah satu tukang minyak yang biasa keliling di lingkungan rumahku, namanya Bang Jojon. Rambutnya panjang sebahu, dan dia selalu memakai topi yang mirip koboi.. Dia juga salah satu orang yang sering mengejarku. Sambil mendorong gerobak minyak, kadang-kadang dia memukul salah satu drum minyaknya, sehingga menimbulkan kebisingan. Mungkin maksudnya hanya iseng menakut-nakuti anak-anak. Tapi herannya hanya aku yang dikejarnya. Setiap kali terdengar suara bang Jojon,"Minyakk...minyaaakk..." hatiku mengkeret. Ditambah orang-orang di sekitarku justru menambah ketakutanku dengan bilang,"Iah awas ada Jojooon", atau bilang,"Bang Jojon.... ada Iah nih!"... tambah deg-degan jantungku.. Dan dengan garangnya (dalam pandanganku waktu itu....hehe), Bang Jojon pun mengejarku sambil memukul jerigen minyaknya)... (huh! bukannya melindungi, malah disodorin...sebel :(
Jadi, setiap aku keluar rumah, aku selalu waspada, kalau-kalau bertemu Bang Jojon di jalan.. Hiks...takut dan capeekk... (Btw, waktu aku sudah SMA terdengar kabar bahwa Bang Jojon sudah meninggal, semoga amal baiknya diterima Allah....amiin ^_^).
Pengalaman keempax, ketika aku bertemu orang di salah satu toko buku terkenal. Waktu itu dia adalah salah satu karyawan toko tersebut dan bertugas di bagian penitipan barang. Usianya kira-kira lebih tua tiga tahun di atasku. Awal mula ketemu ya pas aku ke toko buku tersebut dan menitipkan belanjaanku padanya. Seperti biasa, sekedar basa-basi, aku tersenyum mengucapkan terima kasih padanya ketika selesai dari toko buku dan menerima kembali belanjaanku. Tak dinyana, mungkin karena aku terlalu ramah, dia jadi bertanya macam-macam (pesan moral : makanya jangan senyum sembarangaaannn sama orang asing). Tanya nama, alamat, kerja dimana, de el el. Dan dengan tanpa curiga serta polosnya, aku menjawab semua pertanyaannya, termasuk aku pulang jam berapa dan naik kendaraan apa (so stupid!). Aku mendiamkannya waktu dia bilang mau main ke rumahku. Mulai curiga.
Ketika waktunya aku pulang kantor, aku sudah siap menunggu bus di tempat biasa, dan naiklah aku ketika bus itu sudah datang. Waktu itu aku duduk di paling belakang. Bus belum terlalu penuh, tapi tempat duduk telah terisi semua, jadi kami yang duduk paling belakang bisa melihat penumpang yang duduk di depan. Ketika tanpa sadar aku mengamati penumpang, jantungku deg-degan. Ternyata salah satu penumpang itu adalah karyawan toko buku yang tadi siang kutemui, padahal busku bukanlah rute yang harus dia tempuh untuk pulang. Hiiii...mengkeret hatiku. Terlebih ketika dia menoleh kebelakang dan melihatku dengan senyumnya yang justru menakutkan. Cepat-cepat aku berfikir, bagaimana cara menghindarinya. Ketika dia menoleh ke depan lagi, tepat di salah satu persimpangan jalan, dengan diam-diam aku turun dan segera naik kendaraan lain yang bukan ruteku, supaya dia tidak bisa mengikutiku lagi. Hari itu, aku pulang agak malam, mampir dulu di salah satu masjid yang sepi, sampai waktunya shalat Isya, khawatir masih diikuti olehnya kalau langsung pulang ke rumah... Hiks..... menakutkan.. Sejak saat itu, aku gak pernah berani mampir ke toko buku itu lagi, sampai kuketahui bahwa dia sudah keluar, gak kerja lagi disitu, baru aku berani ke toko itu.. Pyuhhh... Legaaa...
Kelimax.... waktu aku dikejar ayam... cerita soal itu, bacanya disini aja yaaa... Mau istirahat dulu, capek lari-lari terus daritadi.. ^_^
Pssstt : gambar di atas ngambil dari sini
Labels:
dikejar,
pengalamandulu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
hahahaha..to be continued gak niyyy...*sapa tau ada yg ke-6 atau 7*
ReplyDeleteUuuppsss just kidding :D
ini mau ketawa apa sedih yaks?
ReplyDeleteKok gak ada ketiaxxx...?? Eh, udah yah? huehehehe
hehe...sebetulnya masih ada mba, tapi....gak enak ah ceritainnya... :p *sok misterius*
ReplyDeleteterserah deh Naz.... mau diketawain atau sedih, terima nasib ajah... ketiax berubah jadi ketigax...hihi..
ReplyDeletekapan-kapan kita lari bareng ya mbak. xixixixi
ReplyDeleteyuukk.... di lapangan mana mba? jangan lupa, aku pake t-shirt biru yaa....hihihi...
ReplyDelete*ngikik*
ReplyDeletemaafff...
*ngikik*
ReplyDeletemaafff...
ketawa kenceng juga gak apa2 mah... *pasrah* *siul2*
ReplyDeletehihihi...
ReplyDeleteyang terakhir bikin ngeri..gimana kalo copet???
bingung jg mo ngikik or bersedih
ReplyDelete:D
Hihi,
ReplyDeleteUgh, untung bukan perempuan, kirain perempuan, nanti disangka orang-orang saya hehehehe...... Saya juga dulu korban bullying kok, sampai yang bullied pindah sekolah ke Surabaya, saya baru aman.
ReplyDeletehehe... dia bukan copet teh, emang bener kerja disitu, sebelumnya udah beberapa kali ketemu di toko buku dan tugas dia emang bagian itu (cuma aku belum kenal)
ReplyDeleteterserah mba feb... bebas aja...:D
ReplyDeletekalo aku dulu suka sedih & tertekan, sekarang malah kalo inget suka ketawa sendiri...hehe (kecuali soal orang yg di toko buku itu...sereemm)
hehe....
ReplyDeletehehehe.... iya bunda, untung bukan perempuan, namanya sama ya... entah kakak kelas itu mungkin lama kelamaan dia bosan juga atau pindah sekolah ya, akhirnya gak ngejar-ngejar lagi *lupa* :)
ReplyDeletehehehe *senyum geje*
ReplyDeletehihihi...
ReplyDeletelucu banget sih mba....^_^
ReplyDeleteeh sekarang dikejar2 tukang batu, "Hayooo bayar batunya atau saya black list!!" hahahha
ya nggak lah ya mba....mba kan selalu tepat waktu, jadi ga dikejar2 tukang batu ya ^_^
hahaha...iiih mba lia, buka kartuuu...hehe...
ReplyDeletepernah ga sih sam kepikiran klo ketangkep trus di apain ? hehe..
ReplyDeletebtw ga mimpi buruk tuh jadi nya ? :)
eemm... klo ketangkep..hiii..jangan sampe ah kak..
ReplyDeletemimpi buruk sih gak, cuma jadi was2 aja klo jalan2, takut ketemu lagi.. jadi klo pulang itu, gak langsung turun di gang rumah... agak nyasar2 dulu gitu *parno*