Friday 30 April 2010

Inacraft 2010


Santi pusing?? hihihi...

Sabtu yg lalu, aku janjian bersama Nanda (fnandalisty.multiply) datang ke Inacraft 2010. Ramenyaaa... seru juga... pokoknya mata dimanjakan dengan hasil kerajinan tangan dari berbagai daerah dan berbagai media seni (kulit, kayu, kain, termasuk kawat dong pastinya ^_^).
Beberapa stand teman-teman aku kunjungi, senang deh bisa ketemuan lagi :).. tapi ada juga yang tidak berhasil kukunjungi, capek putar puter, gak ketemu, sampai habis waktu (keburu malem)....hiks :(
Tapi secara keseluruhan happy dong, kan bisa liat hasil karya teman-teman yang bagus-bagus :D, bisa ketemu guru-guru wire jewelry (akhirnya aku ketemu mba Yoana juga :)), bisa belanja, dll... Dan juga dapet ilmu baru dari Mba Lucita dan dapet banyak tips dari Mba Annie ~_^.. Terima kasih guru-guruku ^_^.

Kue Rangi

Ehmm...udah lama gak makan kue rangi... dulu waktu aku masih di sekolah dasar, sering juga beli kalau lagi istirahat... Sabtu yang lalu, lagi asyik-asyiknya nonton tv, tiba-tiba ada yang teriak,"kue rangiiii....kue rangiiii..".... Hah! pendengaranku gak salah nih?? Ketika kutengok keluar, eh betul juga itu ada tukang kue rangi... wuahh.... surprise...hihihi... entah karena aku yang gak gaul atau gimana ya... baru kali ini ketemu lagi dengan si kue rangi... langsung deh aku peluk dia...eh...aku beli si kue rangi... dua ribu perak ajah...dapet sebaris kue rangi...hehe... wangi bakaran kelapa keringnya, trus di atasnya dioles gula merah plus sagu (betul gak?)...nyaamm..... sedaapp... besok-besok, mau beli lagi ah!! :))

 

Tuesday 6 April 2010

The Cleopatra Cuff


Front

I fall in luv with the bead cuff since I saw a beautiful cuff on the book titled "The Art of Bead Embroidery" written by : Sherry Sherafini & Heidy Kummli (U know what, it was difficult to get the book! need to struggle to get it ~_^...hehe..). Although I realized that the cuff must be unappropriate with my tiny hand :D, but I think I should make it someday and I think it must be challenging too. Since then I start to get the material, one by one, think what appropriate stones and beads would I use fot the project. I like colorfull one, thats why I start to collect colorfull stones, from cat eyes, to druzy and also cabochon. With the passion and love, finally I could finished it smoothly (not really actually...haha..). And I love the result and also satisfy... Hope everbody can also enjoy it. Pls contact me by PM or email me at gutenmorgen28@yahoo.com, if u are interesting with the cuff ~_^...

Monday 5 April 2010

Aku Menangis Untuk Dosenku, oleh : Dinda Hidayanti

Bukan maksud share yg sedih-sedih, tapi baca cerita ini, bikin ku terkesan, bikin nangis juga (sampe malu sama temen kantor...hwaaa..)...udah tau aku nih cengeng....hiks..

Cerita diambil dari ini : http://www.eramuslim.com/oase-iman/dinda-hidayanti-aku-menangis-untuk-dosen-ku.htm

 

Aku Menangis Untuk Dosenku

Senin, 05/04/2010 12:56 WIB | email | print | share

Oleh Dinda Hidayanti

Namanya adalah evgeni nikolevic(E.N),seorang dosen bahasa rusia berusia 60 an tahun E.N mengajar penuh dengan keprofesionalan.di tunjang pula dengan kenyangnya beliau dengan pengalaman mengajar sebagai dosen bahasa rusia untuk orang asing.

Seperti yang kita tau, tidak banyak mahasiswa asing yang benar-benar mau dan serius belajar bahasa rusia apa lagi di tambah dengan kesibukan kami para mahasiswa dikampus masing-masing, bagi kami bahasa rusia adalah mata pelajaran yang dianggap tidak penting padahal justru mata kuliah tambahan yang bakal menyelamatkan kita ke depan nanti, karena dikelas bahasa inilah kita belajar untuk berbicara, membaca, dan mengulang gramatika yang sebetulnya sudah kita selesaikan di kelas persiapan bahasa pada taun pertama.

Kelas bahasa ini biasanya diberikan sebagai salah satu program khusus untuk mahasiswa asing yang memang hingga kini meskipun sudah di tingkat 3 ini atau sampai tingkat akhir masih saja akrab dengan kesalahan demi kesalahan. Begitulah..

Kelas bahasaku kebetulan diajar oleh beliau, salah seorang dosen senior yang sangat sederhana dari gaya bicara, hidup dan mengajarnya yang sudah kuanggap bukan hanya sekedar seorang dosen tetapi lebih dari perasaan seorang cucu kepada kakeknya.

Sampai detik ini dijaman yang sangat modern yang mungkin diIndonesia saja seorang penjual jamu gendong pun sudah memiliki HP, tetapi beliau masih terkesan kolot karena tak menggunakan alat itu sekalipun. Sama hal nya dengan internet, beliau punya alamat email tetapi tidak terlalu beliau pusing kan bagi beliau kantor pos itu masih berdiri dan masih harus di pergunakan, jika bukan kita? Kantor pos akan tenggelam seperti dinegara2 maju lain-katanya suatu hari.

Saat awal pertama kali aku masuk di dalam kelas E.N selalu memberikan semangat yang luar biasa, selalu ceria tersenyum dan membuat suasana kelas menjadi hangat, tak lupa jika aku dating tepat waktu disaat kawan-kawan lain dari China dan Angola belum datang beliau akan bertanya tentang kehidupanku di asrama dan pelajaranku di kampus.(hal ini membuatku tersadar.. tidak seperti bayangan orang rusia tidak selalu kaku dan tidak berbasa basi... mereka juga manusia sama seperti kita)

Sayangnya hal ini jarang sekali terjadi bukan karena beliau tidak punya waktu untuk kami secara individu untuk bertanya tetapi hal ini di karenakan kita lah yang sangat jarang masuk kelas bahasa. Seperti yang sudah aku jelaskan di atas,karena kami terlalu meremehkan kelas bahasa ini.

Sejujurnya aku memang belum dewasa, aku masih terlalu egois untuk bisa berdisiplin dan menepati jadwal hanya karena merasa terlalu letih dan kurang istirahat dan masih ingin merasakan empuknya bantal dan kasurku yang keras namun nyaman itu. Aku tak pernah memikir kan E.N dengan segala aktivitas nya yang ternyata tidak kalah sibuk seperti hal nya kami.

Pernah suatu kali hampir semua mahasiswa asing dikelasku yang berjumlah 6 orang itu serempak tidak masuk kelas, kecuali aku seorang. Padahal mereka tidak janjian, tapi pagi hari bagi kita adalah sebuah momok bagi mahasiswa yang kuliah disiang hingga pukul 8 malam, jika tidak ada jadwal sholat subuh mungkin aku akan seperti mereka yang jarang-jarang memperoleh berkah untuk memandang matahari terbit.masyaallah..

Kelas tetap berjalan seperti biasa jam tidak berkurang meskipun hanya aku seorang diri di dalam kelas bersama dengan E.N. itu yang membuatku terkagum kagum dengan kedisiplinan dan ke profesionalan orang-orang rusia. Mereka jarang mempertimbangkan kwantitas, karena bagi mereka kualitas adalah yang utama.

Sesekali wajah tua nya melukiskan letih, untuk seorang kakek berkepala 6 sudah seharusnya beliau beristirahat dan menikmati masa tuanya di rumah dan bermain-main dengan cucunya yang hanya 1 itu. Tapi beliau masih tetap berjuang dengan semangatnya serta mengatakan.. "bagiku membagi ilmu itu penting,meskipun untuk gaji tidak sebanding dengan lelahnya mengajar di 3 fakultas sekaligus semenjak pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore"

Kata-kata beliau menamparku, aku yang masih muda yang tenaganya masih lebih kuat dari beliau terkadang tidak kuat menahan hawa nafsu untuk terus memejamkan mata dan membiar kan beliau kecewa karena kami yang diajar masih setengah hati menerima pelajaran. Inilah yang membuatku selalu merasa mendzolimi beliau dengan kelakuanku.

Hingga suatu hari, air mataku tak dapat lagi aku bendung dihadapannya, kesederhanaan beliau bukan karena sikap yang aku anggap kolot itu terhadap perkembangan jaman, tetapi bukan karena keinginannya semata, memang karena tuntutan ekonomi. Aku mendapati beliau berdiri diantara barisan orang orang lansia di jalan balsaya sadobaya dicenter kota sambil menjajakan beberapa tangkai bunga.(biasa nya hal ini di lakukan oleh lansia dengan ekonomi bawah)

Aku tak percaya tapi beliau tidak malu,beliau malah tersenyum kepadaku dan melambaikan tangan kepadaku, aku menangis karena ternyata dibalik sikap angkuhku yang selalu mengikuti hawa nafsu untuk memejamkan mataku dari pada menghadiri kelas bahasa sebagai kewajiban dan penghargaan untuk kedisiplinan beliau membuatku terpukul betapa besar dosa ku melalai kan kewajibanku dan mendzolimi orang lain. Astagfirullah...

Hal ini sangat mengajarkan aku bagaimana harus menghargai orang lain dan berdisiplin dengan apa yang telah ditetapkan untuk kita.

aku juga belajar Melihat selalu kearah bawah bahwa bukan hanya kita yang merasakan lelah dan letih dengan segala kesibukan kita, orang lain pun ada yang lebih sibuk dan letih daripada kita

serta jangan pernah kita menilai orang hanya dari luar saja karena kita tidak pernah tau siapa dan bagaimana orang tersebut dengan keahliannya.

Rostov,Russia 4-4-2010