Thursday 29 December 2011

Konsentrasi

Aku terpaku menatap layar monitor. Begitu seriusnya. Hingga tak terasa bahwa ternyata bapak telah berada di dekatku, sedang mengangkat kasur yang sedang kududuki. Aku pun menoleh dan bertanya pada bapak,"Kenapa pak?"

Bapak pun menjawab,"Lho? memangnya kamu gak tau kalau adek kamu daritadi kehilangan kunci?"

Aku terdiam, pasalnya sudah sejak 20 menit yang lalu adekku sudah kembali ke rumahnya.

Bapak pun berkata padaku,"Kamu nih, kalau sudah pegang komputer gak dengar apa-apa.."

Aku hanya nyengir, meringis pahit. Entahlah, apakah ini termasuk anugerah atau kekurangan ya. Begitu mata dan fikiranku sudah terpaku pada satu sasaran, biasanya aku larut ke dalamnya, dan tak sadar dengan keadaan sekeliling. Istilahnya, konsentrasi....hihi..
Begitupun ketika aku sedang di rumah, biasanya aku tak pernah memikirkan urusan di kantor. Dan sebaliknya, ketika aku di kantor, tak pernah memikirkan hal di luar itu. Fokus. Makanya, aku tak pernah terganggu dengan hal2 sekeliling, kecuali ada orang yang menepuk pundakku, atau justru berteriak memanggil namaku dengan tiba-tiba. Makanya, aku terlihat seperti orang yang tak peduli. Padahal bukan tak peduli, tapi memang aku sedang konsentrasi dan tak sadar dengan keadaan sekeliling.

Jadi, kalau aku sedang nonton tv, atau menatap monitor, atau sedang mengerjakan sesuatu, jangan harap bisa mengajak aku ngobrol, karena pada saat itu seolah-olah telingaku sedang tertutup rapat..pett... begitu aja, dan kalaupun aku terkesan seperti mendengarkan apa yang orang bicarakan, tapi sebenarnya aku sedang gak nyambung kalau diajak ngobrol...haha.. maaappkan akuuu bapaakk...

*dan bapak pun menatap sebal padaku..:p*

*catatan iseng*

Monday 26 December 2011

pulang kampung




Mumpung belum ditutup ini empe.. mau nampilin gambar pas acara pulang kampung Desember kemarin ah, baru sempet upload sekarang :)

DOT Shafaa

Sudah beberapa minggu ini kami semua sedang mengusahakan agar Shafaa (keponakanku) tidak menghisap dot (mpeng) lagi. Tapi rupanya usaha kami masih belum menampakkan hasil yang memuaskan. Beberapa kali kami coba menyembunyikan dot-nya, tapi akhirnya luluh juga, ketika Shafaa mulai menjerit-jerit dan menangis meminta dot-nya. Duh, sudah begitu, jeritannya nyaring dan melengking sekali, bikin kami semua sakit telinga dan kepala... Saya yakin sekali, tetanggapun bisa mendengar jeritannya dari rumah mereka masing-masing.

Dan herannya, dia tetap dapat bicara meskipun dot masih menempel di mulutnya. Walaupun kadang ucapannya jadi gak terlalu jelas. Sering kami sengaja, bilang kalau bicara dia harus melepas dot-nya. Atau dibilang, bila dia sedang menghisap dot, nanti gak keliatan cantik (dia itu genit lho..hihi..). Nah..kalau sudah begitu, dia akan langsung melepasnya, atau membuang dengan cara seperti meludahkan dot itu hingga terpental jauh.

Dan repotnya, kalau dot itu hilang, atau dia membuangnya entah dimana, tanpa sepengetahuan kami (padahal dia sendiri yang membuangnya, dan tuh bocah lupa pula tadi mbuangnya dimana), maka seisi rumah harus segera mencari. Di kolong kursi, di bawah lemari, di pojok ruangan, semua wilayah disusuri. Harus segera ditemukan kalau kami tidak mau mendengar jeritannya yang memekakkan telinga.. Bahkan bila dot itu tertinggal di rumahku, dan dia sedang ada di rumahnya, mau gak mau ayahnya harus mengambil dot itu ke rumahku, padahal jarak rumahnya lumayan jauh dari rumahku...ppyuuhhh..


Kalaupun dia sedang tidak menghisap dot-nya, biasanya dia mengganti dengan menghisap botol susunya, atau lain waktu jarinya dihisap juga.. susah sekali membuat dia bebas dari dot.

Sampai sekarang kami masih terus berusaha menghilangkan kebiasaannya menghisap dot. Entahlah, semoga saja bila Shafaa semakin besar nanti, akan ada rasa malu untuk tidak menghisap dot lagi.. ^_^

(tulisan iseng aja, karena bude-nya Shafaa lagi sebel denger jeritan dia minta dot :p)