Hari sabtu itu kami ujian. Sejak dari rumah persiapan sudah kulakukan. Mencoba memuroja'ah (mengulang bacaan) hafalan surat-surat pendek maupun surat yang sedikit lebih panjang, karena ustazah akan menguji sesuai dengan hafalan kami masing-masing. Antara yakin dan tidak (ini salah, seharusnya aku harus yakin bahwa aku bisa hafal :)), sepanjang perjalanan menuju lembaga, aku terus mencoba memuroja'ah hingga akhirnya aku sampai di tempat ujian.
Ketika sampai di tempat ujian (kali ini kami kebagian ujian di sawung), sudah ada tiga orang temanku yang menunggu. Tapi ternyata ustazah penguji kami belum datang. Sementara ustazah yang lain sudah datang menguji kelas lain. Jadi sambil menunggu ustazah, kami memperhatikan juga murid lain yang sedang diuji. sambil melanjutkan mengingat-ingat kembali bacaan kami masing-masing, agar nanti ketika ustazah menguji kami sudah benar-benar siap.
Setelah menunggu hampir sepuluh menit, akhirnya ustazah penguji kami, ustazah Nell, datang juga. Sesuai dengan urutan kedatangan, kami dipanggil satu persatu untuk menjalani ujian. Karena sawung itu tidak cukup besar untuk menampung seluruh peserta yang ada, maka terpaksa jarak antara ustazah dengan kami tidak terlalu jauh, sehingga kami yang belum mendapat giliran maju, dapat mendengar dengan jelas apa saja yang ditanyakan ustazah. Ujiannya terdiri dari dua sesi. Sesi pertama kami diminta untuk tilawah di hadapan ustazah, sambil ustazah memperhatikan bacaan kami, beliau mengkoreksi dan menandai tiap kesalahan bacaan kami di selembar kertas dengan tinta merah. Hal ini membuat kami dapat langsung melihat sekilas kira-kira berapa banyak kesalahan kami dalam tilawah. Sesi kedua kami ditugaskan untuk meneruskan bacaan ustazah. Jadi ustazah akan membacakan satu surat yang sistemnya acak (suka-suka ustazah aja, beliau mau membaca ayat yang mana...hehe..), nanti kami harus meneruskan ayat tersebut. Kadang ayat diambil dari awal surat, pertengahan, bahkan ada yang akhir surat (meneruskan surat selanjutnya inilah yang menurutku paling susah, sering lupa :p).
Tiga temanku sudah maju. Ada yang lancar, ada juga yang terbata-bata bahkan seperti hilang semua ayat yang telah diingat di dalam otaknya. Sementara aku yang menunggu giliran, deg-degan juga, khawatir lupa bila sudah di depan ustazah.. :). Sampai-sampai ketika temanku itu sudah selesai diuji, sambil tersenyum ustazah bertanya kepada kami,"kenapa jadi lupa? memangnya muka saya menyeramkan ya? kok sampai jadi hilang semua itu ayat?"... kami pun hanya tersenyum-senyum..
Akhirnya tiba giliranku maju. Phhfuufff...kutenangkan diri sambil menghadap ustazah. Kumulai tilawah. Alhamdulillah, lumayan lancar (yah lumayan, karena masih kulihat beberapa goresan tinta merah ustazah pada kertas catatanku...hiks..). Sesi kedua, ustazah mulai mengambil salah satu ayat. Kucoba mengingat-ingatnya, "oh iya! ", kutahu itu adalah salah satu surat yg lumayan panjang... Alhamdulillah, aku bisa meneruskan ayat tersebut hingga selesai. Tapi setelah selesai, aku disuruh meneruskan lagi lanjutan suratnya. Alhamdulillah... aku bisa meneruskan juga. Hingga ustazah mengisyaratkan untuk berhenti, maka akupun menghentikan tilawah.
Kemudian ustazah mengambil ayat secara mundur menuju pertengahan juz. Alhamdulillah, kali ini aku pun masih bisa meneruskan ayatnya, hingga ustazah kembali memintaku menghentikan bacaan. Tinggal sekali lagi, kembali ustazah mengambil ayat yang mendekati akhir juz (nah, jadi tahu kan hafalanku baru sampe mana?? hehe... :p). Alhamdulillah, kali ini pun aku bisa meneruskan ayatnya hingga selesai. Tapi ketika telah selesai, ustazah memintaku meneruskan surat yang selanjutnya, aku mulai terbata-bata. Akupun berfikir keras,"ini selanjutnya surat apaaaa....??"... Hiks, memalukan, padahal aku tahu itu adalah surat pendek, tapi kenapa hilang???... kusebut satu surat, ustazah menggeleng... bukan... kusebut satu surat lagi... ustazah menggeleng lagi... aku mulai menebak-nebak.. *heii!! jangan asal tebak!! (begitu suara hatiku berteriak)*.... akupun menyerah, sampai akhirnya ustazah menyebutkan awal suratnya... hikss.... ternyata surat yang dimaksud adalah Ad-Dhuha... iyaaa... Ad-Dhuha.... akupun disuruh meneruskannya.
"Surat Ad-Dhuha, keciiilll.... tinggal nerusin dikit doang... tiap hari juga itu surat sering dibaca," begitulah fikirku dalam hati... *ujub... astaghfirullah*... ayat pertama kubaca, ayat kedua sampai ketiga lancar, ayat keempat...dugg!! tiba-tiba mandeg... ayat keempat hilang dari otakku, kucoba mencari-cari di dalam memoriku, gak ada!!... Ya Allah... kenapa begini?? aku jadi bengong... ayat keempat kenapa aku gak ingat ya?? bunyimu seperti appaa??? bukankah tiap hari itu surat kubaca?? aku jadi bingung, sementara temanku sambil senyum-senyum bilang,"aaaiiii itu gampang baanget!!"... aku melirik dia...*eehh, rusuh nih...orang lagi bingung juga...haha...*... Sampai akhirnya setelah beberapa lama, ustazah kembali memberi petunjuk, barulah aku ingat dan meneruskannya hingga selesai... Masya Allah!! bisa hilang begitu...huhuhu.. :( *sebel, kesel sama diri sendiri*.. Ustazah mengisyaratkan bahwa aku telah selesai diuji dan akupun kembali ke tempat semula.
Terakhir temanku yang paling banyak hafalannya. Tapi ternyata diapun sama. Ada bagian yang terbata-bata juga...hiks...
Setelah kami semua selesai diuji, ustazah Nell bertanya kepada kami,"Kenapa tadi hampir semuanya kalian lupa ayat?" "Coba buka surah An-Nahl ayat 98". kamipun mencari ayat yang dimaksud.. kemudian ustazah menyuruhku membaca artinya.. inilah artinya : "Apabila kamu membaca Al-Qur'an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk". Uztazah melanjutkan,"Nah, itulah kenapa kalian jadi terbata-bata sewaktu mengingat Al-Quran, saya perhatikan tidak ada satupun dari kalian yang membaca ta'awudz ketika meneruskan ayat yang saya bacakan. Hanya saya yang tadi membacanya di awal, seharusnya ketika meneruskan kalian juga harus membaca ta'awudz, karena bisa jadi walau bagaimanapun syetan akan mencoba mengacaukan fikiran kalian, membuat kalian lupa bahkan pada surat yang biasa kalian baca sekalipun".
Mendengar itu kami pun mengangguk-angguk sambil berseru,"ooh iyaaa."
Selama ini kami memang selalu membaca ta'awudz ketika membaca Al-Qur'an, baik di awal surat maupun pertengahan, tapi pada saat-saat tertentu seperti ini (harus meneruskan ayat dalam ujian) rupanya kami lengah. Dengan kejadian itu, maka kami menjadi tahu, bahwa pengaruh membaca ta'awudz sebelum tilawah itu sangat besar. Alhamdulillah, satu pelajaran lagi telah kudapat... Wallahu 'alam....
*sekedar berbagi, smoga bisa diambil hikmahnya*
Waah mba..jadi malu..sampe umur segini aku gak hapal surat ..:((,getok2x kepala..hikss....... tfs yo mba..ayooooo belajar..huhuhuhu...
ReplyDeletemashaAllah, makasih diingetin yak :D
ReplyDeletetfs sis, tfs... Kalo mslh hafalan Qur'an,sungguh, aq malu pd diriku sndiri... *ikut getok2 kpalaku ky mb nieke*
ReplyDeleteaaiii... jgn digetok kepalanya mba nieke.... ntar benjol lho... :)
ReplyDeleteaku juga baru mulai ni...hehe...yoookk kita belajar sama2.. kata ustad yusuf mansur sehari satu ayat.. lumayan...
sama2 saling mengingatkan ya mba...^_^
ReplyDeletewew...kok pada ngegetok kepala? jangaaann...hehe... aku juga baru mulai nih mba :), biarin deh sedikit2 yg penting konsisten.. ntar lama2 jadi bukit... yuukk...
ReplyDelete