Pertamakali kulihat saat kami mengikuti kajian tasqif di masjid sebuah lembaga tempat ku belajar Al-Qur’an, sosoknya langsung mencuri perhatianku. Dengan penampilannya yang bersahaja, beliau terlihat begitu anggun, cantik dan manis. Wajahnya menyiratkan keteduhan dan ketenangan. Kutanya pada teman yang duduk di sebelahku, siapakah dia? Temanku menggeleng tanda tak tahu. Entah kenapa, aku senang melihat raut wajahnya. Aku mengaguminya. Cantik dan menarik, masih muda, dan yang pasti lebih muda beberapa tahun dariku, tapi tetap terlihat berwibawa. Kutahu dari salah seorang temanku bahwa beliau adalah salah seorang ustazah yang mengajar di lembaga ini, namanya ustazah Halimah. Saat itu juga terbetik harapanku, mudah-mudahan saja suatu hari aku dapat menjadi salah satu muridnya, agar aku dapat lebih mengenalnya.
Berbulan-bulan berlalu, saat itu aku menginjak tingkatan talaqi 1. Kulihat di salah satu pengumuman, tertulis di
Hari pertama beliau mengajar, kekagumanku ternyata tidak salah. Ternyata beliau memang seorang ustazah yang mendalami ilmu Al-Qur’an dengan baik. Setiap bahasan dikupas dengan mendalam hingga kami semua memahami tidak hanya bacaan Qur’an yang tajwidnya harus benar saja (beliau orang yang sangat teliti, salah ucap saja, pasti beliau tahu dan kami harus mengulang berkali-kali hingga benar), tapi juga beliau mengetahui sejarah atau latar belakang dari tiap materi yang dibahas, beliau ketahui dengan baik. Kenapa yang menjadi rujukan kami belajar adalah Syekh Ali Basfar, kenapa kalau salah membaca qur'an bisa fatal dan tak mendatangkan ketenangan, dan lain-lain yang baru kudapatkan pengetahuan tentang hal itu dari beliau. Belum lagi bahasa Arab beliau yang kutahu cukup fasih (ternyata belakangan kuketahui bahwa beliau adalah orang Arab…hehe.. meskipun wajahnya tidak terkesan seperti orang Arab lho…). Setiap pemberian materi, kami selalu terpukau, mendengarkan dengan seksama, kadang diselingi canda beliau, senyuman yang khas, dan terkadang matanya menari-nari bila harus mempraktekkan suatu materi. Membuat kami semua tertawa geli dan senang menjadi murid beliau. Tapi bila waktunya pembacaan Qur’an, ustazah akan sangat serius mempelajarinya dan mendengarkan bacaan Qur’an kami. Kadang ketika beliau sedang mengulang bacaan Qur’annya sendiri (muroja’ah), maka terdengarlah lantunan ayat suci yang merdu, sehingga membuat kami terpekur masing-masing. Rasa hormatnya pada Al-Qur’an, disamping dengan cara selalu mempelajari dan membacanya, tapi juga dengan meletakkan Al-Qur’an di tempat yang seharusnya. Bila ada Al-Qur’an tergeletak di bawah, maka akan segera diangkatnya di tempat yang lebih tinggi, untuk memuliakannya. Alangkah senangnya menjadi muridnya, beruntungnya aku. Tak sadar, terbetiklah keinginan dalam hati, aku ingin menjadi seperti beliau, pintar, cerdas, tenang dan bersahaja. Terbetik pula satu keinginanku, aku ingin suatu hari nanti dapat menghadiri pernikahannya...lho?...hehe... Iya, entah kenapa terfikir begitu... Mudah-mudahan pada saat itu, beliau masih menjadi guruku.. Amiin..
Tingkat talaqi 1 berlalu, dan aku melanjutkan ke talaqi 2. Seperti biasa, tiap tingkatan berganti, maka gurupun akan berganti juga. Di talaqi 2 yang mengajarku adalah ustazah Fadilah. Ustazah ini seru juga, apalagi waktu itu sebagian besar muridnya sudah sangat akrab dengan beliau, maka suasana belajarpun jadi menyenangkan. Empat bulan kemudian aku kembali ujian, alhamdulillah, lanjut ke tingkat tahfiz. Di tingkat tahfiz, tak dinyana aku kembali bertemu dengan Ustazah Halimah. Beliau kembali mengajarku. Betapa senangnya aku. Di hari pertama kami belajar, walaupun sudah saling kenal, tapi ada juga beberapa murid yang baru, maka kami tetap kembali memperkenalkan diri. Setelah itu proses belajarpun berlanjut seperti biasa. Sebagai murid yang sudah naik tingkat tahfiz, kami diharuskan atau diberi target untuk menyetorkan hafalan baru minimal tiga halaman setiap pekannya, dan mengulang hafalan lama minimal dua lembar, jadi total
Dan pekan yang lalu, pelajaran berlangsung seperti biasa. Tapi ada yang sedikit berbeda, ketika menjelang akhir pelajaran ustazah mengatakan bahwa beliau tidak dapat mengajar untuk dua pekan ke depan. Batinku otomatis mengatakan, pasti ada sesuatu yang sangat penting sampai beliau mengajukan cuti mengajar. Segera saja kutanyakan tanpa tedeng aling-aling….hehe… “Ustazah kenapa cuti?
Dengan senyum-senyum ustazah menjawab,”Iya, Insya Allah pekan depan saya mau menikah” dengan segera hatiku bersorak,”Yay!! Akhirnya saat itu tiba…hehe.. tapi diundang gak sih?? Belum tentu diundang juga tau.. udah ge-er aja…haha…”
Setelah itu ustazah mengeluarkan undangan yang diberikan kepada kami. Walaupun sebenarnya ustazah hanya mengundang keluarga dekat (beliau gak mau rame2 dan heboh, maunya membaur saja dengan tamu, gak terlalu formal), tapi akhirnya beliau mengundang kami untuk datang minggu besok.. Duuhh senangnya… Akhirnya keinginanku untuk datang ke acara pernikahannya terkabul juga, Insya Allah.. Dan yang agak berbeda, nanti undangan yang datang khusus untuk cewek aja. Yes!! Kayaknya asyik nih, bisa dandan cantik…haha… Jadi inget kupasan di majalah Alia tentang pesta pernikahan yang khusus untuk cewek… Kayaknya bakal seru nih acaranya .
Jadi sekarang ini, aku lagi siap-siap ke acara resepsi ustazah Halimah.. Lagi mikir-mikir mau pake baju apa ya? *kok heboh sendiri??...haha..:p*... Ya udahlah nanti aja difikir lagi.. Yang penting, akhirnya keinginanku terkabul juga.. *lebay* :p
(Ini salah satu cerita dari salah seorang guruku, guru-guruku yang lain nanti kuceritakan di waktu yang akan datang... guruku sayang)
Seru juga ya, kayaknya jarang2 disini ada walimahan khusus akhwat...laporan pandangan mata dong mbak, hehehe...
ReplyDeleteiya bener, yang ikhwan diadakannya di jam yang berbeda... okeh mba Lia, insya Allah ntar dilaporin..hehehe...
ReplyDeletejadi pengen denger lanjutan ceritanya, bersambung ya mbak :)
ReplyDeleteiya mba, bersambung dan laporan akan diberikan setelah saya betul-betul menghadiri acara itu besok minggu (insya Allah)....hehehe...
ReplyDeletetalaqi d elfawwaz mbak?
ReplyDeletebukan mba... al-ustmani... elfawwaz dimana tempatnya?
ReplyDeleteBaru tauuu ada yg khusus cewe..ntar crita2 yaaa mbak iah..
ReplyDeletesiipp...sip Fit... ntar diceritain... :)
ReplyDeletembak iah, jgn lupa bikin uwer2 yg pas untuk bajunya yaaa..hehehe..teteeeppp, d tgg cerita lanjutannya
ReplyDeleteDew... uwer2 udah ada nih stoknya, mau yg warna apa, tinggal pilih...hehehe... :p
ReplyDeleteiya, insya Allah besok yaa :)
baru baca..*dah jd kangen sm utsmani..sy br smpt tahsin smbil hamil si bungsu trus melahirkan n blum mulai lagii.. Baru tahsin 3..Ihiks..ihiks.. T_T*
ReplyDeletesalam kenal ya mbaa.. :)
waa... ketemu alumni dong...hehehe... ayo mba, mulai lagi... klo ngumpul sama teman lebih semangat blajarnya, minimal klo ada teman yg lebih baik, bisa memacu kita utk lebih baik juga... salam kenal juga mba :)
ReplyDeletejiaaah alumni,,, *malu bgt kalii dibilang alumni,,tahsin aje blon lulus.. Huwaaa...mewek deh*
ReplyDeletekapan ya bs mulai lg,,resolusi taun in tuh..
Keren bgt deh mba iah udh prog tahfidz ya?mantab!
btw mba alumni smu28 bkn?*sotoydotcom:p*
betul kan alumni... tingkat apapun yg penting alumni... :)
ReplyDeletemudah2an bisa mulai lagi ya mba... aku juga pernah cuti kebablasan, sampe harus daftar baru lagi...dites lagi... ikut tahsin lagi...hehe... yg penting semangat..
aku bukan alumni smu28... tapi alumni smk10, jurusan akuntansi... mba pasti alumni smu28 ya? *lebih sotoylagi :p*