Thursday, 29 March 2012

Menukar Uang di BI


Pagi tadi, saya berangkat ke Bank Indonesia (BI), di Jl. MH Thamrin, dengan tujuan untuk menukarkan uang rusak dan uang lama milik kantor. Sebenarnya gak banyak kali ini uang rusak yang mau ditukar, hanya beberapa puluh ribu, tapi cukup membuat alergi mata dan hidung bersin-bersin setiap kali melihat dan memegangnya.

Sudah beberapa kali saya ke BI. Pernah saya menukar uang receh pecahan 25, 50, 100 edisi lama sekaligus uang busuk yang banyaknya gak tanggung-tanggung. Mungkin kalau ditimbang, beratnya bisa puluhan kiloan itu uang receh plus uang lembaran. Waktu itu, rasanya saya udah mirip Paman Gober aja, pemilik gudang uang, pamannya si Donal Bebek, bawa uang berplastik-plastik. Bawa sendiri? Gaklah, saya minta tolong asisten-asisten *halah..gaya* saya untuk membawakan uang itu..hehe..

Perlu beberapa kali saya menukarkan uang receh, sampai akhirnya bisa diterima semua uang receh itu oleh petugas BI.. Pertama, karena saya gak tahu harus menukar di bagian mana.
Sudah dibawa petantang petenteng itu uang, berat-berat, eehh petugasnya dengan enteng bilang,"bukan disini kalau mau menukar uang mba, tapi di sebelah situ (menunjuk sebuah sudut bangunan lain dalam komplek BI). Tapi sewaktu saya datangi tempat itu, eeh, katanya sudah tutup (jam 11.00). Sambil melirik uang yang kami bawa di kantong, petugas tersebut bilang, kalau uang itu harus dirapikan, dipisahkan setiap 10 keping, supaya lebih mudah menghitung.

Baiklah, akhirnya saya kembali bawa uang itu ke kantor. Dan sesampainya di kantor, kami sama-sama bungkus itu recehan dengan selotip, tiap 10 atau 20 keping, sampai semua uang itu rapi.

Beberapa minggu kemudian (ke BI gak langsung besoknya, susah yang mau nganterin lagi, mobil kantor jadwalnya padeett..hikss.. ngantri jadinya), kami kembali datangi BI di waktu yang lebih awal. Sesampai di sana, petugas lain (bukan yang terakhir kami temui), malah bilang begini,"lho mba, kenapa ini dikasih selotip begini?" harusnya jangan dibeginikan (diselotip), dibiarin aja dilepas semua, gak boleh ada yang diselotip, biar mudah ngitungnya."
haiyaaahhh, bikin gondok aja. Waktu itu dibilang suruh dirapikan, dipisah-pisah pakai selotip, sekarang dibilang gak boleh diselotip. Aaarrgghh..bete..
Karena banyak yang harus dilepas selotipnya, akhirnya kami memutuskan kembali balik kantor dan sesampai di kantor, tu uang kami lepas semua selotipnya.. Sambil menggerutu teman-teman yang lain, bikin kerjaan aja!...hehehe..

Sampai akhirnya kami kembali dengan uang yang sudah gak diselotip, petugaspun menerima uang-uang receh tersebut, dan menghitungnya di mesin khusus, berbentuk bulat, dimana uang receh tersebut diletakkan sekaligus, untuk kemudian dilakukan penghitungan otomatis. O iya, yang perlu diperhatikan, sama seperti pada saat menghitung uang kertas, pada saat menghitung uang koin tersebut, kita juga harus memisahkan jenis pecahannya. Kalau mau menghitung pecahan 25 rupiah, maka uang yang dimasukkan harus semuanya 25, kalau ada yang bukan pecahan 25, maka tidak akan dihitung atau macet mesinnya.

Terus kalau mau menukar uang lembaran kertas yang rusak, biasanya petugas meminta kita merapikan uangnya dahulu. Sampai posisi gambarnya juga harus sama. Walaupun itu uang sudah bau dan penampilannya sudah gak jelas, tetap kita harus susun dengan baik. Ehhmm.. kalau melihat petugas di BI, keliatan mereka tuh sayaaanngg banget sama uang, walaupun uang itu buat kita penampilannya sudah bener-bener busuk...hihi.. tapi buat mereka, uang itu berharga lho. Dengan sarung tangan yang selalu dipakai, dan kadang memakai masker juga,-petugas meneliti setiap uang yang diterima. Semua perlakuan sama buat uang-uang tersebut, entah yang sangat busuk, busuk biasa atau yang masih bagus. Kadang sampai dielus-elus pula uangnya, diteliti satu persatu (aku ngeliatnya cuma cengar-cengir aja...hihi..).
Setelah semua uang sudah dihitung, kemudian kami pun mendapat ganti uang yang baru, sesuai dengan nominal uang yang kami bawa.

Lain waktu aku pernah juga menukar uang emakku yang dimakan rayap (rayap mata duitan! hehe..). Dengan berbisik-bisik padaku (khawatir ketahuan bapak dan pasti diomelin..hihi) emakku bertanya, bisa gak uangnya ditukar yang baru? Maka dengan pasti kujawab (dengan bisik-bisik juga), bisa maaakk! tunggu aja yaaa..hehe..

Maka akupun kembali ke BI. Sesampai di sana, petugas segera meneliti uang yang dimakan rayap itu, sambil berkata,"wah, mba, untung rayapnya gak makan nomor seri uangnya, soalnya kalau gak ada nomor serinya, walaupun lembarannya hampir lengkap, gak akan bisa ditukar uang ini." aku bertanya lagi,"Jadi yang ini bisa ditukar kan pak?", si bapak mengangguk tanda bisa ditukar. Phyuuhh...lega aku.. dan pasti lega juga emakku...hehe..

Kemudian petugas tersebut mulai bercerita padaku,"Eh, pernah ada juga yang kena rayap lho, tapi lebih parah. Jadi ada nenek-nenek, rupanya dia ngumpulin uang, menabung buat ongkos naik haji. Tapi sayangnya dia ngumpulin uangnya di lemari (mungkin si nenek gak biasa ke bank ya). Sayangnya, uangnya yang jumlahnya udah puluhan juta, ternyata dimakan rayap. Waktu itu dia datang kesini, mau menukar uang. Tapi ternyata nomor serinya banyak yang sudah gak ada. Akhirnya hampir semuanya gak bisa ditukar. Sampai pingsan nenek itu disini." begitu cerita petugas tersebut. Saya jadi berasa ngenes dan sedih memikirkan nenek itu..hiks.. sudah susah payah ngumpulin uang, eh, raib gara-gara rayap gak bertanggung jawab..hhhmmm.. (rayap emang musuh bebuyutaann). Entah, si nenek jadi berangkat haji atau gak, mudah-mudahan aja jadi ya, dapat uang dari tempat lain..hikkss.. amiin..

Soal uang emak, kubawa kembali uang yang baru. Kulihat wajah emak senang sumringah, karena tahu uangnya bisa ditukar semua. Ketika kuserahkan uangnya, sambil kuberpesan pada emak,"Mak, jangan disimpen di lemari lagi ya, ditabung di bank aja uangnya, biar gak jadi makanan rayap..hehe"..

Terus soal tukar uang tadi pagi.. Seperti biasa, lancar-lancar saja. Hanya satu yang menjadi perhatian. Kali ini ada satu uang seribu rupiah (seribu doang sih :p), yang terpotong, dan bagian potongannya hilang entah kemana.
Ketika memeriksa uang terpotong tersebut, petugas segera melipat uang lain yang masih utuh menjadi tiga bagian. Mulanya saya gak faham apa maksudnya petugas memainkan lipatan uang. Saya hanya memperhatikan saja.
Setelah uang terlipat tiga, kemudian petugas mengambil uang saya yang terpotong itu, dan menyamakannya dengan uang yang terlipat tadi. Kemudian diteliti, dan petugas berkata,"Mba, maaf, yang ini gak bisa ditukar, karena potongannya gak sampai sepertiga uang, jadi coba mba cari potongannya".
Saya bilang,"Ya udah pak, gak usah ditukar deh, gak apa-apa" Untung cuma uang seribu, coba kalau uang lembaran seratus ribu yang terpotong itu..hiikkss..

Yah, begitu deh, suka duka menukar uang di BI. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari pengalaman ini. O iya, satu lagi, kalau mau masuk BI harus tukar KTP dengan kartu khusus, jadi siap-siap bawa KTP aja ya kalau ada yang mau kesana.. :)

Salam,
iah

83 comments:

  1. wkwkwkwk seruuuuuuuuuuuuuu....ak selama ini kalo ada uang bulukan tak pake beli bensin hehehehe

    ReplyDelete
  2. waahh... beli bensin?? pantesaaann duit setoran bensin di kantor banyak yg bulukan, berarti dari mba niez tu yah?? *eh?*...hihihi..

    ReplyDelete
  3. sama2 mak... mau nuker duit juga mak? jangan lupa bawa ktp ya..hehe..

    ReplyDelete
  4. wkwkwkwkw...iyaaaaa itu dari daku kalo dapet duit bulukan kembalian beli gorengannn :-)

    ReplyDelete
  5. kalo begitu aku balikin ajaaaa duit bulukannya ke mba niezz... gak usah ke BI...wkwkwkwk...

    ReplyDelete
  6. hahah aku jg pernah nuker uang 100 rb -an yg keriting gara2 kesetrika ,zaman uang 100 rb-an dari plastik tuh iah....wahhhh cape juga ke sana, jauh dari rmh di bekasi, tapi worth it deh, untung uangnya 100 rb heheheh

    ReplyDelete
  7. Aku kalo terima uang bulukan lgsg minta tuker. Blm pnh tuker kayak gini kecuali kalo mau lebaran :)

    ReplyDelete
  8. iya sini sejuta yah...ak tuker seribu yang baru gress

    ReplyDelete
  9. engg.. kayaknya duit bulukannya gak sampe sejuta? *mikir*... eh boleh deh, yg penting aku dapet sejuta...hehehe.. *cari untung :p*

    ReplyDelete
  10. hihihi...iya mba, 100 ribu sih sayang banget kalo gak dituker.. lagian kenapa disetrika mbaa... nyebur ya? hehehe.. kenapa gak ditaroh di atas tutup panci aja. *eh? sama aja ya? :p*

    ReplyDelete
  11. Dulu sering banget lewat bi..
    si abi kerja disebrangnya soalnya

    yg paling enak tuh kalo romadon itikaf di bi, masjidnya namanya baitul ihsan...
    sejuk, yg jd asatidz eh ustadz kaliber nasional, kadang internasional...(padahal sama yah ustadz manapun, yg diambil ilmunya hihi)
    trus paling suka kalo dapet kupon sahur ama buka puasa gratis hehehe

    ReplyDelete
  12. kalo terimanya sedikit, satu atau dua lembar bisa minta tuker langsung mba, nah aku ni terimanya waktu itu sampe ratusan ribu.. bikin pusing aja.. hiks..
    iya, kalo mau lebaran lebih banyak yg nuker :)

    ReplyDelete
  13. iya, masjidnya bagus mba.. aku suka keliling juga kalau pas nuker uang, tapi kadang capek jalannya, saking luasnya tu komplek BI.. :)
    pengen juga sekali-sekali ke sana pas ramadhan, kayaknya asyik ya.. bagus juga mba dengarin penceramah dari luar, nambah pengetahuan :)

    ReplyDelete
  14. Terima kasih atas pengalamannya yang berharga. Siapa tahu suatu hari nanti saya mesti melakukan hal yang sama jadi ngerti. Salam untuk emaknya ya neng Iah, emak-emak model kuno kan kayak saya, nggak kenal ke bank hahahaha.......

    ReplyDelete
  15. sama2 bunda... terima kasih juga :)
    tapi sekarang udah di bank kan bunda? emak saya sekarang nabung di bank, tapi gak langsung ke bank, titip melalui kumpulan arisan ibu2...hehehe..

    ReplyDelete
  16. ya bunda, nanti disampaikan salamnya ke si emak :)

    ReplyDelete
  17. Sekarang malah nggak di mana-mana, lha pengangguran nggak punya uang buat ditabung :-P Dulu malah ke bank waktu SD kelas 6 mulai ada program tabungan di BNI yang disebut "Tabanas-Taska" hehehehe.........

    *melangkah surut*

    ReplyDelete
  18. Pengalaman lain di BI 2001 di Yogja mau tukar uang DEM kerupiah..weleh si nona yang kerja malh ngoceh dengan sebelah...lama lagi Service jelek....payah,
    disini kalau uang receh ada mesin, bisa dituangkan kelubang ..nomer Bank..terus yang ngitung CPU...masuk ke celengan kita ....kok disana belum ada apa??

    ReplyDelete
  19. Ceritanya panjang banget...tapi menarik saling sharing pengalaman.Thanks ya.

    ReplyDelete
  20. waaah menarik ceritanya, karena dari dulu kl ke bank itu cuma buat nabung doang sementara katanya BI gak melayani tabung-menabung, jadi mikirnya BI itu bukan buat rakyat jelata, atut masuk BI *hahahah ndesoo saya*

    ReplyDelete
  21. Sebenarnya klo mau nuker uang jelek/sobek/rusak gak harus selalu ke BI kok
    Di Bank umum juga bisa dan perlakuannya sama

    Cuma memang, di BI khan pusatnya uang
    Nukar dalam jumlah banyak sekaligus ya sebaiknya di BI

    Klo nuker selembar dua lembar, di Bank Umum aja :-)

    Makasi infonya, mbak
    Sangat sangat bermanfaat :-)

    ReplyDelete
  22. jfs ya mbak Iah. Selama ini sy kalau tukar uang cukup di bank langganan (pertama murni syariah), tapi ada jumlah minimumnya (kalau g salah 1 juta). Soalnya, katanya, BInya gak mau nerima kalau kurang dari minimum.

    ReplyDelete
  23. salut ya buat petugas yg ngecek uang rusak.....nggk nyangka loh ada profesi gitu

    ReplyDelete
  24. Seru baca pengalamannya, baru tau heheh.. Makasih udah sharing ;)

    ReplyDelete
  25. aah bunda, bisa aja nih, pasti banyak yang ditabung..hehehe..
    iya, jaman dulu cuma tabanas yang paling top, sekarang udah banyak banget bank ya bun :D
    malah waktu SD saya nabungnya di sekolah aja bunda, gak tau bank...hehe..

    ReplyDelete
  26. belum pernah nyoba..tapi patut dicoba..banyak uang lama yg selama ini jadi koleksi...mendingan dituker aja ya...makasih mak infonya

    ReplyDelete
  27. Untungnya aku gak suka dikasih uang busuk xi xi xi
    TFS ya mba iah, seru bacanya... :D

    ReplyDelete
  28. ditegur gak Pak De? harus ditegur tuh yang kayak begitu, gak melayani customer...
    disini ya itu pak de, mesin penghitung uang receh cuma ada di BI, gak ada di tempat umum... dituang ke lubang juga, tapi gak tau apakah ada nomer bank-nya atau gak, yang pasti keitung jumlah uangnya.. lagi disini uang receh hampir gak sering dipake pak de.. kalau bukan buat kembalian atau bayar uang parkir di jalan, gak dipake.. cuma sedikit pemakaiannya.. jadi mungkin blom perlu mesin hitung uang receh..

    ReplyDelete
  29. emang saya kalau cerita suka ngalor ngidul mas...hehe.. gak fokus ya?.. :p
    thanks juga mas, dah baca pengalaman saya :D

    ReplyDelete
  30. itu...engg.. duit orang mba, bukan duit saya...hehehe..

    ReplyDelete
  31. uang bulukan biasanya aku pake buat bayar tol aja...:p

    ReplyDelete
  32. hehehe... gak usah takut mba... di BI orangnya ramah-ramah kok, asal sesuai jalur masuknya.. emang sih di pintu gerbang polisinya banyak, tapi jangan khawatir..hehe..
    memang BI gak melayani tabung menabung, karena kan udah ada bank penyalur.. tapi untuk menukar uang, bisa aja.. terutama uang lama yang udah gak beredar, dan uang rusak/lecek..

    ReplyDelete
  33. Ooo begitu ya caranya Mbak Iah
    Makasih banyak sharingnya ya

    ReplyDelete
  34. iya mba, memang bisa... tapi kebetulan bank di kantor saya bank Bu****** gak pernah mau terima tukaran uang rusak, walaupun satu atau dua lembar..hikss... apalagi yang rusak parahnya banyak dan uang receh berkangtong-kantong, makanya kami langsung ke BI aja..

    sama2 mba, syukurlah kalau bermanfaat infonya ^_^

    ReplyDelete
  35. sama2 bu dokter... ^_^
    di bank langganan saya gak mau tuker.... agak sebel jua memang, makanya langsung ke BI...
    BI mau kok terima uang berapapun dok, walaupun hanya 1 lembar uang jelek, gak dibatasi ^_^

    ooh nanti kalau mau tuker saya ke bank tempat bu dokter juga deh, biar gak jauh ke BI kalau cuma sedikit uangnya :)

    ReplyDelete
  36. iya mba... mereka tuh sayang banget sama uang...hehe..
    saya suka nyengir aja ngeliat mereka.. di luar tuh uang dibuang-buang, di BI disayang-sayang ^_^

    ReplyDelete
  37. hehe..iya mba, sama2.. smoga bermanfaat :)

    ReplyDelete
  38. iya mak, uang lama bisa jadi duit lagi tuuuhh.. ayo coba aja dituker, kalo gak mau dikoleksi lagi...hehe..

    ReplyDelete
  39. langsung minta tuker yg bagus ya mba?
    aku kadang harus terima uang buluk...hehe..
    jadi, mau gak mau deh..

    tapi karena pernah ke BI, jadi sekarang kalo ada uang buluk, suka aku kumpulin, trus kalau udah banyak, dituker disana ^_^

    ReplyDelete
  40. petugasnya mau terima ya bu? jangan2 petugas tol ke BI juga tuh, nuker uang dari bu pink...hihihi..

    ReplyDelete
  41. iya, teh.. sama2.. :D
    mau nuker juga? hayuukk..

    ReplyDelete
  42. pernah tuh ku nabung duit di celengen gerabah sampe 10 tahun kayanya.. eh uang logamnya beda warna.. dan burem.. yang kertasnya sih utuh.. cuma itu masih ada uang kertas 500rupiah.. duit logam 5rupiah.. tuker dong ke bank indonesia.. malah dibilang ga mo koleksi saja? duit langka gitu.. akhirnya jadi koleksi.. *bukan di gerabah lagi tapi, di buku koleksi..

    iya tuh orang bank memperlakukan duit dengan sayang ya..
    ku suka tuh ke mesjidnya bi.. keren..

    ReplyDelete
  43. waaahhh.. mau mau.. aku bendahara banyak kegiatan.. arisan lah, rt lah, uang mesjid lah.. hihihi dan uang yang masuk bau + bentuknya macem2...

    biasanya sih aku tukar dengan uangku sendiri, yang baru diambil di atm. Terus uang lamanya aku pake belanja di pasar :)

    ReplyDelete
  44. makasih mbak.. ini recehan 50 hasil bongkar celengan anak2 belom sempat ditukar ke BI :)
    kapan2 ada waktu mau coba ahh.

    ReplyDelete
  45. aku rajin celengin duit koin, ntar kalo udah penuh mau coba tukar ah...

    tfs yaa...

    ReplyDelete
  46. oo jadi tau caranya, eh ada foto2nya-kah?

    ReplyDelete
  47. waahh.. koleksinya banyak ya mba tin? :D
    kalo di pasar baru, banyak juga tuh yang jual uang antik dan uang lama.. kadang orang cari buat mahar juga kan? yang pecahan udah gak beredar lagi..

    aku blom sempet masuk ke mesjidnya, cuma di luar aja.. tapi sempet ke bagian tengah bangunan yg luas, trus di tengahnya ada air mancur.. jadi ngebayangin bagusnya tuh tempat buat pesta...hihihi.. :p

    ReplyDelete
  48. hehe... baek banget mba ning, dituker uang sendiri...
    tapi memang kasian juga kalo uang lamanya terus beredar ya mba, nanti lama-kelamaan gak dipake dan dibuang, padahal masih bisa dituker tuh..

    ayo mba ning, tuker ajaahh.. ^_^

    ReplyDelete
  49. hihi...coba aja dituker mba.. mereka mau terima kok, yang recehan 25 aja mau..

    ReplyDelete
  50. iya med, tuker ajah... lumayan buat nambah2 kan? apalagi klo koinnya udah se-lemari ^_^

    ReplyDelete
  51. eng... gak tau mba, blom pernah coba foto sih bagian dalem BI, banyak kamera pengintai juga disitu.. ^_^
    nanti deh dicari, siapa tau ada ya mba :)

    ReplyDelete
  52. Jaman tahun '70 itu launchingnya program menabung di bank, dan promosinya sampai ke sekolah-sekolah, anak-anak diajarin nabung di Tabanas atau Taska.

    ReplyDelete
  53. oohh... :)
    slogannya "ayo menabung" begitu ya bunda? :)

    ReplyDelete
  54. SI LB(exku) yang negur, malah dijawab *Moment please* terus ngoceh lagi...payah, kami minta uang balikin pergi kami.....uang receh disini kukumpulin dikaleng, kalau penuh kubawa ke Bank, masukin kelubang mesin, kasih nomer Bankku, terus terrrrrrrrrr gitu nunjuk berapa banyaknya...sekarang males dah 2 tahun gak nukerin e 3 kilo receh doang....abis disini toko kecil gak pake Bank Card...jadi harus punya uang...biasanya aku bayar pake Card aja..lebih aman, gak ada receh...

    ReplyDelete
  55. waah.. kebangetan tu orang bank ya pak de, laporin ke manajernya...hhmm..

    emm... terus yang 3 kilo receh itu disimpen aja? lumayan tu pak de klo dituker.. jadi dihabisin aja recehnya.. :D

    ReplyDelete
  56. Ya kapan² ditukerin, dah kebanyakan, makin berat....Itu BNI Yogja aku hanya cerita di Hotel...cuman dulu di Hotel gak bisa tukar uang....memang si Nona lagi datang bulan kali..nrocos...sbel deh..mana ada beberapa orang asing yang mau tukar Devisa....kami semua pergi....mungkin dah dipecat kali??

    ReplyDelete
  57. iya mungkin juga dah dipecat...hehe.. lagi sensitip..

    ReplyDelete
  58. Yang ngomel malah adikku Almarhum....ach ya kali pikirannya seperti pikiranku ...Alon alon waton kelak.......on..???hehehehe achirnya muak aku ke BNI...

    ReplyDelete
  59. Rud...copy paste.....baca nya nanti Rud.........sambil cemilan......hehehehe

    ReplyDelete
  60. hihihi...klo aku dulu di BRI begitu pak de.. kita udah nunggu, dia malah ngobrol.. bikin sebel..

    ReplyDelete
  61. hehehe... bacanya mumet ya pak de.. ngalor ngidul gitu..

    ReplyDelete
  62. kirain duitnya.
    pengen tahu kalau duitnya busuk kayak apa.
    Seru juga ceritanya.

    ReplyDelete
  63. uang busuknya sama BI didaur ulang atau gimana? Pernah nanya gak?

    ReplyDelete
  64. hehe... nanti kufoto kalo ada uang busuk lagi ya mba... uang palsu juga aku punya...hehe.. biar bisa tau ya uang palsu kayak gimana..

    ReplyDelete
  65. iya mba, didaur ulang, kalau yang koin, kalau yang kertas, mungkin didaur ulang, tapi kalau sudah benar2 busuk, biasanya dihancurkan.. nah jumlah yang didaur ulang/dihancurkan sama persis sesuai dengan jumlah uang pengganti yang baru :)

    ReplyDelete
  66. Bukan, gini nih, tanya deh sama orang tuamu :

    "Mari marilah tua dan muda
    Menabunglah di Tabanas Taska
    ............................."

    Lengkapnya lupa, dah jadoel pisan sih. Yang jelas ada kata-katanya "tua sejahtera" gitu. :-D

    *ketahuan-banget-generasi-nenek*

    ReplyDelete
  67. orangtua saya kayaknya gak tau juga bunda... soalnya gak pernah nabung di tabanas...hehe..

    generasi awal penabung di tabanas ya bunda ^_^

    ReplyDelete
  68. Iya, karena kemakan iklan itu di TVRI.

    ReplyDelete
  69. wah kalo nyimpen uang di lemari perlu ditemani silica gel dan kamper ya biar sehat dan segar terus uangnya

    ReplyDelete
  70. iya angky... selain itu, harus ditengok2 juga... khawatir nanti tau2 udah cuil digreges sama rayap.. :)

    ReplyDelete
  71. uang kertas rupiah tuh terasa tipis banget ya..kalo dibandingin ama riyal atau dollar
    dan masyarakat juga gitu, suka ngelipat dan mencoret2 uang kertas..padahal sayang

    ReplyDelete
  72. iya, kualitasnya tentu beda ya mba :)
    kalau di negara lain gak ada yang ngelipat uang ya mba?

    ReplyDelete
  73. iya, karena sangat menghargai uang...

    ReplyDelete
  74. hello iah.
    kalau ada uang receh pecahan 25, 50, 100 edisi lama dalam jumlah banyak saya mau nukerin. hubungin 087775120464

    ReplyDelete
  75. ok, nanti dicari-cari lagi ya.. tapi kemarin udah pernah ditukar juga, semoga masih ada :)

    ReplyDelete
  76. Kalau mau nukar uang seratus ribu 1 lembar kira2 bisa ga ya??
    Pernah ngalamin ga?
    Arsajuanggana@gmail.com

    ReplyDelete
  77. bisa aja.. walaupun 1 lembar seratus ribu... kadang saya juga menukar uang seribuan atau lima ribuan yang sudah rusak.. mereka mau terima kok... asalkan terpenuhi syaratnya, yaitu nomor serinya masih tercantum di uang yang rusak tersebut..

    ReplyDelete
  78. makasih infonya, sangat membantu.. :-)

    ReplyDelete
  79. Saya ada uang koin Rp25 jumlahnya ada 1023 koin yg gambar kapas itu masi bisa ditukar g y di BI ....

    ReplyDelete