Thursday, 2 September 2010

Salah sangka

Tadi pagi aku mengalami kejadian yang cukup unik. Seperti biasa aku selalu naik bus PPD 45 menuju kantor. Sebelumnya, dari PGC sempat aku harus mengejar bus tersebut dengan menyambung kendaraan mikrolet 06A rute Gandaria-Jatinegara karena sudah cukup tertinggal.

 

Akhirnya di JL. Mayjen Sutoyo, bisa juga aku naik 45..phiuhh…  Gak sia-sia mengejar, bus masih dalam keadaan cukup kosong, mungkin baru sekitar delapan penumpang yang sudah ada didalamnya. Lumayanlah, aku segera duduk tepat di belakang supir bus, kebetulan disana sudah duduk seorang ibu. Jadi aku duduk di dekat jendela.

 

Bus masih belum berangkat, beberapa saat kami masih harus menunggu kemungkinan tambahan penumpang yang ingin naik alias ngetem. Ketika beberapa calon penumpang kembali mengisi bus, akhirnya kami dapat meneruskan perjalanan menuju arah UKI.

 

Banyak juga yang naik dari sana, salah satu diantaranya adalah seorang nenek kurus yang penampilannya agak lusuh, memakai baju terusan sebatas betis, namun rambutnya yang pendek dan telah memutih semua, tertata cukup rapi. Dengan berjalan tertatih-tatih si nenek menaiki bus sambil membawa kantong plastik kresek warna putih yang agak dekil.

Aku memperhatikan nenek tersebut. Dan aku melihat supir dan kondektur saling pandang dengan pandangan yang aneh sambil memperhatikan nenek yang baru masuk tersebut.

 

Entah apa yang difikirkan sang kondektur dan supir tersebut, yang jelas tiba-tiba terlintas di benakku “kenapa si kondektur dan supir saling pandang begitu ya? jangan-jangan karena si nenek gak akan bayar ongkos nih!”

Sejurus kemudian si nenek mencari kursi kosong yang terdekat dari depan, mungkin juga dia sudah duduk sekarang di belakangku, aku mengira-ngira. Kemudian kuperhatikan tiba-tiba kondektur bus mengucapkan kata “hadiah…hadiah…” tapi pandangannya sambil melirik si supir bus dan melirik ke arah kursi si nenek .

 

Tiba-tiba, tanpa diduga, si nenek berdiri dan menghampiri sang kondektur sambil mengambil sesuatu dari kantong kresek yang dibawanya dan mengeluarkan uang dua lembar sepuluh ribuan. Uang itu kemudian diberikan masing-masing sepuluh ribu kepada kondektur dan supir bus… Kemudian mereka bertiga berbincang sebentar sambil tertawa senang (yang lebih senang si kondektur dan supirnya...hehe..)

 

Rupanya mereka telah saling kenal.. O taulah aku.. rupanya si nenek memberikan uang tersebut sebagai hadiah kepada dua orang tersebut… dan si nenek langsung tau begitu si kondektur bergumam.."hadiah...hadiah..."...hihi...

Aku dan ibu yang duduk di sebelahku ikut tersenyum lebar melihat kejadian itu..

 

Yang aku menyesal, rupanya aku telah salah sangka dengan si nenek. Astagfirullahal adziim.. Ternyata, si nenek yang kukira gak akan bayar ongkos bus, justru memberikan uang hadiah lebaran kepada si kondektur dan supir bis…hiks… maafkan aku ya nek..

Jadi pelajaran yang dapat kuambil dari kejadian hari ini adalah “don’t judge the book by its cover”… alias klo mau beli buku jangan cuma liat covernya yaaa....hehehe…

14 comments:

  1. sipp bener mbak..tp memang mayoritas di nilai dari covernya dulu. sperti saya yg belanja di mangga dua dengan memakai sandal jepit dan jilbab sebawah dada ( tp memang penampilanku sperti itu)..karyawan pada ngliatin dan kurang melayani.hihi..setelah kupilih2 barang rada banyakan pd baru nyamperin.Tp memang sy enjoy dgn apa yg sy punya & sy pakai selama itu nyaman buat sy.hehe..ngikut komen ya..

    ReplyDelete
  2. Masya Allah. Si nenek tersebut telah memanfaatkan Ramadhan dengan baik, rupanya. Ia bersedekah dengan caranya sendiri....

    ReplyDelete
  3. koq si supir sm kondektur udh tau bakal dpt hadiah ya mbak Sam..?

    ReplyDelete
  4. hihihi.. mau dong.. kenalan sama nenek-nenek itu....

    ReplyDelete
  5. hehe...emang kebanyakan orang begitu ya mba, kita selalu menilai orang dari luarnya.. tapi kalau udah kenal dekat, pastinya kan gak begitu ya..:)... gpp ngikut komen, aku juga paling sering komentarin mp org kok..hehe :p

    ReplyDelete
  6. iya bu dokter, jadi contoh buat kita juga ya...:)

    ReplyDelete
  7. emm... mungkin karena udah kenal kali Hen... trus emang dia suka bagi-bagi uang juga kali... jadi otomatis tau mereka..hehe..

    ReplyDelete
  8. nanti kita cari si nenek di UKI ya mba, biar bisa kenalan, siapa tau senin besok ketemu lagi...hehe...

    ReplyDelete
  9. Wah, kayaknya penampilan kita sama ni mb, secara aku juga ga suka dandan :P
    Btw mb Iah, pengalaman yang menarik ya, makasii udah disharing, bermanfaat sbg reminder bagiku :)

    ReplyDelete
  10. Iya mba lia, sama2 makasih, reminder buatku juga :)
    sama juga dong kayak mba maharani & mba lia, gak suka dandan macem2 juga aku, makanya punya bedakpun aweet banget :p...haha..

    ReplyDelete
  11. Ya ampun, pas baca bagian, "jgn2 nenek ini ga pernah bayar ongkos" masa aku setuju dlm hati mba... Haduh haduhhh... Ternyataa.. Thx for share ya mba iah, pengalaman berharga! :D

    ReplyDelete
  12. sama2 mba devi...
    berarti fikirannya sama ya... langsung membuat kesimpulan yg belum tentu benar.. :)

    ReplyDelete