Sunday, 26 September 2010
Brownies & Kastengels (resep di tetangga sebelah :p)
Sesi pertama bikin brownies, ngambil resep dari mba Ida (idaskitchen.blogspot.com).
Hasilnya lumayan sukses, walaupun gak pake coklat bubuk, tetap enak.. Hanya warnanya aja jadi agak kurang menarik, menurutku kurang gelap coklatnya, soalnya aku cuma pake milk cooking chocolate (bukan yg dark) plus tanpa coklat bubuk (gak ada di warung sebelah :p). Jadi pake coklat yang ada aja deh.
Baru mateng, langsung dipotong-potong, dimakan sedikit-sedikit... lama kelamaan tinggal setengah loyang. Kapan-kapan bikin lagi aahh :)
Sesi kedua aku bikin kastengels, ini juga resep dari mba Ida. Berhubung menjelang lebaran yang lalu gak sempat bikin kue kastengels, dan mengingat keju yang udah lama ngerem (kayak telor) di kulkas, sayang klo gak dipake-pake, akhirnya dibikinlah kue ini setelah lebaran :p
Sempet ngotot ngambil kejunya, gara-gara si keju terjebak di rak kulkas, diantara bunga es yang udah menumpuk, ditunggu dua jam cair biang es-nya, tapi si keju gak bisa juga dikeluarin (si biang es cairnya lama), sementara terigu dan bahan lainnya udah siap dicampur. akhirnya, dengan agak dipaksa, dipotong sedikit-sedikit sampe tu keju menyerah dan mau jadi bagian dari kastengels-ku...*apaan sih?? emang bahan utamanya si keju kan? hihi...*
Dan dibikinlah si kastengels sampai jadi..
Hasilnya...nyam...nyam... so crunchy... pokoknya...sukseslah... sampai ibuku yang biasanya gak pernah suka kastengels komentar begini,"enak ni Yah!"....yess!...hihi...
Kastengels dimakan sambil baca "the naked traveler jilid 2"....seddaaapp...
Thanks mba Ida utk resepnya... cocok banget dengan seleraku kok :). Kalo ada yang mau coba, tengok aja blognya mba Ida... o iya, bukan promosi kok, di blog-nya mba Ida juga banyak foto pemandangan yang cantik-cantik... cocok banget buat yang suka cuci mata :)
Salam,
Iah
nb : tadinya mau bikin sesi ketiga, bikin jelly instan.... tapi gak keburu... udah sore... lain kali aja..
Saturday, 25 September 2010
Tuesday, 21 September 2010
Saturday, 18 September 2010
Catatan kecil : Tentang Maaf
Sekedar catatan kecil, supaya aku tak lupa.
Saat ini aku sedang menonton world cinema 'Dear Frankie', bercerita tentang kehidupan seorang anak bernama Frankie yang memiliki keterbatasan pendengaran (deaf/tuna rungu). Salah satu adegannya menarik perhatianku.
Frankie bersekolah di sebuah sekolah umum, dan tidak semua orang mengetahui keadaannya kecuali teman sekelasnya dan tentunya guru yang biasa mengajarnya. Pada suatu saat Frankie masuk ruang perpustakaan. Frankie masuk begitu saja dan langsung mencari-cari buku yang diinginkannya tanpa mengindahkan panggilan penjaga perpustakaan, seorang wanita yang usianya sekitar lima puluh tahun, yang kemudian terus mengikuti Frankie sambil mengomel karena sejak Frankie masuk, ia tidak mempedulikan panggilannya. Tentu saja dia tak mempedulikan panggilan wanita penjaga perpustakaan tersebut karena Frankie memang tidak dapat mendengar panggilan orang yang ada di belakangnya (dan ia hanya dapat bicara dengan bahasa isyarat dan membaca bibir lawan bicara). Kebetulan pula alat pendengaran yang biasa dikenakannya, pada saat itu dilepasnya.
Frankie terus berjalan setengah berlari mencari-cari buku, sementara wanita tersebut terus mengomel di belakangnya. Hingga akhirnya wanita tersebut dapat mendekati Frankie, kemudian si wanita menepuk pundaknya dan membalikkan badannya, dengan maksud meneruskan omelannya. Segera setelah ditepuk pundaknya, Frankie memasang alat pendengarannya pada telinga. Melihat hal itu, wanita penjaga perpustakaan tersebut barulah mengerti mengapa omelannya sejak tadi seperti tak dipedulikan Frankie. (nah....adegan selanjutnyalah yang membuatku terharu dan tertegun).
Setelah mengetahui kesalahannya, si wanita tersebut yang notabene usianya jauh di atas Frankie (seusia neneknya Frankie kali yaa...), serta merta menghentikan omelannya dan segera meminta maaf sambil mengucapkan kata-kata yang kira-kira begini,"maafkan aku, aku tak tahu bila kau tak dapat mendengarku..... kalau begitu ambillah buku apa saja yang kau perlukan... dan bila kau tak dapat menemukan buku yang kau cari, aku akan menolongmu mencarikannya,"
Kemudian Frankie tersenyum, dan adegan selanjutnya, aku melihat Frankie keluar dari perpustakaan dengan membawa buku yang banyak ^_^..
Kengapa aku tertegun?
Yang membuatku tertegun adalah, betapa si wanita tersebut dengan tulus mau meminta maaf atas kesalahannya, meskipun itu kepada anak kecil. Ditambah lagi dia seperti benar-benar ingin menebus kesalahannya dengan membantu Frankie sepenuh hati. Frankie dihormatinya, walaupun ia seorang anak kecil
Pemandangan yang mengharukan!
Thursday, 2 September 2010
Salah sangka
Tadi pagi aku mengalami kejadian yang cukup unik. Seperti biasa aku selalu naik bus PPD 45 menuju kantor. Sebelumnya, dari PGC sempat aku harus mengejar bus tersebut dengan menyambung kendaraan mikrolet 06A rute Gandaria-Jatinegara karena sudah cukup tertinggal.
Akhirnya di JL. Mayjen Sutoyo, bisa juga aku naik 45..phiuhh… Gak sia-sia mengejar, bus masih dalam keadaan cukup kosong, mungkin baru sekitar delapan penumpang yang sudah ada didalamnya. Lumayanlah, aku segera duduk tepat di belakang supir bus, kebetulan disana sudah duduk seorang ibu. Jadi aku duduk di dekat jendela.
Bus masih belum berangkat, beberapa saat kami masih harus menunggu kemungkinan tambahan penumpang yang ingin naik alias ngetem. Ketika beberapa calon penumpang kembali mengisi bus, akhirnya kami dapat meneruskan perjalanan menuju arah UKI.
Banyak juga yang naik dari
Aku memperhatikan nenek tersebut. Dan aku melihat supir dan kondektur saling pandang dengan pandangan yang aneh sambil memperhatikan nenek yang baru masuk tersebut.
Entah apa yang difikirkan sang kondektur dan supir tersebut, yang jelas tiba-tiba terlintas di benakku “kenapa si kondektur dan supir saling pandang begitu ya? jangan-jangan karena si nenek gak akan bayar ongkos nih!”
Sejurus kemudian si nenek mencari kursi kosong yang terdekat dari depan, mungkin juga dia sudah duduk sekarang di belakangku, aku mengira-ngira. Kemudian kuperhatikan tiba-tiba kondektur bus mengucapkan kata “hadiah…hadiah…” tapi pandangannya sambil melirik si supir bus dan melirik ke arah kursi si nenek .
Tiba-tiba, tanpa diduga, si nenek berdiri dan menghampiri sang kondektur sambil mengambil sesuatu dari kantong kresek yang dibawanya dan mengeluarkan uang dua lembar sepuluh ribuan. Uang itu kemudian diberikan masing-masing sepuluh ribu kepada kondektur dan supir bus… Kemudian mereka bertiga berbincang sebentar sambil tertawa senang (yang lebih senang si kondektur dan supirnya...hehe..)
Rupanya mereka telah saling kenal.. O taulah aku.. rupanya si nenek memberikan uang tersebut sebagai hadiah kepada dua orang tersebut… dan si nenek langsung tau begitu si kondektur bergumam.."hadiah...hadiah..."...hihi...
Aku dan ibu yang duduk di sebelahku ikut tersenyum lebar melihat kejadian itu..
Yang aku menyesal, rupanya aku telah salah sangka dengan si nenek. Astagfirullahal adziim.. Ternyata, si nenek yang kukira gak akan bayar ongkos bus, justru memberikan uang hadiah lebaran kepada si kondektur dan supir bis…hiks… maafkan aku ya nek..
Jadi pelajaran yang dapat kuambil dari kejadian hari ini adalah “don’t judge the book by its cover”… alias klo mau beli buku jangan cuma liat covernya yaaa....hehehe…