Tuesday, 31 January 2012
Monday, 30 January 2012
Sunday, 29 January 2012
Wednesday, 25 January 2012
[curhat] whaaa... semalem, jam 1, si beo (burung kesayangan emak), dicolong orang..hiikkss... sempet denger suaranya "ngeok" gitu, kayak dibekep paruhnya.. padahal jam setengah 1 aku baru mau tidur tuh.. smoga kau baek2 aja beo... gak apa2 deh dijual lagi sama pencurinya, asal jangan ditelantarin :((
Monday, 16 January 2012
Saturday, 14 January 2012
Butiknya Anty..
http://www.mirantyjanuaresty.com
Ini blog butiknya Anty.. Klo ada yg mau pesan baju, ini tempatnya... silakan cek blognya ^_^
Ini blog butiknya Anty.. Klo ada yg mau pesan baju, ini tempatnya... silakan cek blognya ^_^
Thursday, 12 January 2012
Tuesday, 10 January 2012
Monday, 2 January 2012
tentang jilbab
Dapet dari facebook
BACA !!!!!!
Ada seorang wanita yang dikenal taat beribadah.
Ia kadang menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya, Ia tak mau berjilbab. Menutup auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum dan
menjawab
”Insya Allah yang penting hati dulu yang berjilbab. ”
Sudah banyak orang
menanyakan maupun menasehatinya. Tapi jawabannya tetap sama.
Hingga di suatu malam.
Ia bermimpi sedang di sebuah taman yang sangat indah. Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga
bermekaran. Ia bahkan bisa
merasakan segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih
hingga dasarnya kelihatan, melintas dipinggir taman.
Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya.
Ia tak sendiri.
Ada beberapa wanita disitu yang terlihat juga menikmati
keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita. Wajahnya sangat
bersih seakan-akan
memancarkan cahaya yang sangat lembut.
“Assalamu'alaikum,
saudariku....”
“Wa'alaikum salam. Selamat datang saudariku”
“Terima kasih. Apakah ini surga?”
Wanita itu tersenyum. “Tentu saja bukan, saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga ”
“Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti
apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja
sudah seindah ini. ”
Wanita itu tersenyum
lagi ”Amalan apa yang bisa membuatmu kemari, saudariku ?”
“Aku selalu menjaga waktu shalat dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah. ”
“Alhamdulillah..”
Tiba-tiba jauh di ujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka.
Dan ia melihat beberapa wanita yang berada di Taman mulai memasukinya satu-persatu.
“Ayo kita ikuti mereka” kata wanita itu setengah berlari.
“ Apa di balik pintu itu?” Katanya sambil mengikuti wanita itu
“ Tentu saja surga saudariku” larinya semakin cepat
“ Tunggu..tunggu aku..”
dia berlari namun tetap tertinggal
Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenym
kepadanya. Ia tetap tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari. Ia lalu berteriak
“Amalan apa yang telah kau lakukan hingga engkau begitu
ringan ?”
“Sama dengan engkau
saudariku.” jawab wanita itu sambil tersenyum
Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah
melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu
sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu.
“ Amalan apalagi yang kau lakukan yang tidak kulakukan ?”
Wanita itu menatapnya dan
tersenyum. Lalu
berkata
“Apakah kau tak
memperhatikan dirimu, apa yang membedakan dengan
diriku ?”
Ia sudah kehabisan napas, tak mampu lagi menjawab.
“ Apakah kau mengira Rabbmu akan mengijinkanmu masuk ke Surga-NYa tanpa jilbab menutup auratmu ?”
Tubuh wanita itu telah melewati pintu, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar, memandangnya dan
berkata
”Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini untuk dirimu. Cukuplah surga hanya sampai hatimu karena niatmu adlah menghijabi hati.”
Ia tertegun..lalu
terbangun..beristighfar lalu mengambil air wudhu. Ia tunaikan shalat malam. Menangis dan menyesali perkataanya dulu.. berjanji pada Allah sejak saat itu ia
akan menutup auratnya.
BACA !!!!!!
Ada seorang wanita yang dikenal taat beribadah.
Ia kadang menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya, Ia tak mau berjilbab. Menutup auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum dan
menjawab
”Insya Allah yang penting hati dulu yang berjilbab. ”
Sudah banyak orang
menanyakan maupun menasehatinya. Tapi jawabannya tetap sama.
Hingga di suatu malam.
Ia bermimpi sedang di sebuah taman yang sangat indah. Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga
bermekaran. Ia bahkan bisa
merasakan segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih
hingga dasarnya kelihatan, melintas dipinggir taman.
Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya.
Ia tak sendiri.
Ada beberapa wanita disitu yang terlihat juga menikmati
keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita. Wajahnya sangat
bersih seakan-akan
memancarkan cahaya yang sangat lembut.
“Assalamu'alaikum,
saudariku....”
“Wa'alaikum salam. Selamat datang saudariku”
“Terima kasih. Apakah ini surga?”
Wanita itu tersenyum. “Tentu saja bukan, saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga ”
“Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti
apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja
sudah seindah ini. ”
Wanita itu tersenyum
lagi ”Amalan apa yang bisa membuatmu kemari, saudariku ?”
“Aku selalu menjaga waktu shalat dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah. ”
“Alhamdulillah..”
Tiba-tiba jauh di ujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka.
Dan ia melihat beberapa wanita yang berada di Taman mulai memasukinya satu-persatu.
“Ayo kita ikuti mereka” kata wanita itu setengah berlari.
“ Apa di balik pintu itu?” Katanya sambil mengikuti wanita itu
“ Tentu saja surga saudariku” larinya semakin cepat
“ Tunggu..tunggu aku..”
dia berlari namun tetap tertinggal
Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenym
kepadanya. Ia tetap tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari. Ia lalu berteriak
“Amalan apa yang telah kau lakukan hingga engkau begitu
ringan ?”
“Sama dengan engkau
saudariku.” jawab wanita itu sambil tersenyum
Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah
melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu
sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu.
“ Amalan apalagi yang kau lakukan yang tidak kulakukan ?”
Wanita itu menatapnya dan
tersenyum. Lalu
berkata
“Apakah kau tak
memperhatikan dirimu, apa yang membedakan dengan
diriku ?”
Ia sudah kehabisan napas, tak mampu lagi menjawab.
“ Apakah kau mengira Rabbmu akan mengijinkanmu masuk ke Surga-NYa tanpa jilbab menutup auratmu ?”
Tubuh wanita itu telah melewati pintu, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar, memandangnya dan
berkata
”Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini untuk dirimu. Cukuplah surga hanya sampai hatimu karena niatmu adlah menghijabi hati.”
Ia tertegun..lalu
terbangun..beristighfar lalu mengambil air wudhu. Ia tunaikan shalat malam. Menangis dan menyesali perkataanya dulu.. berjanji pada Allah sejak saat itu ia
akan menutup auratnya.
Kriminalitas di Angkot
Pagi ini seperti biasa saya naik Kopaja jurusan Blok M. Untuk beberapa puluh menit perjalanan, keadaan masih normal. Hari ini Jakarta kembali macet (normal kan? kalau kemarin tuh belum normal, pasalnya kemarin jalanan sepi banget :p), bus penuh sesak (ini juga normal lho :p) dan pengamen-pengamen berseliweran keluar masuk angkot.
Awalnya pengamen yang masuk adalah seorang ibu muda, usia belasan tahun (atau berpura-pura menjadi ibu?) yang mengamen sambil menggendong anak usia sekitar tiga tahunan. Seperti yang sudah kuhafal, karena saya sering bertemu dengannya, dalam hati saya berujar, "pasti lagunya 'pelangi-pelangi' lagi". Eeehh betul juga, dia menyanyikan lagu anak-anak itu, dengan gaya dicadel-cadelkan seperti anak kecil (padahal lain waktu saya pernah bertemu dia sedang menjual tissue dengan teriakan yang lantang dan tidak cadel lho). Dan juga ketika dia masuk, bus sedang cukup penuh dengan penumpang, namun dengan memaksakan diri, dia terus menyelusup di antara penumpang yang ada, masuk dari pintu belakang dan terus menuju ke depan (untung waktu itu saya duduk).
Setelah menyanyikan lagu, dia pun segera mengulurkan bungkus permen, meminta uang sebagai balas jasa menyanyi. Sementara si anak yang di gendongnya, minta turun dari gendongan (dari wajahnya kelihatan seperti bukan anaknya, gak mirip). Selesai meminta uang kepada semua penumpang, maka dia pun turun. Masih normal.
Selang beberapa saat kemudian, masuklah dua orang pemuda. Yang satu berbadan gempal, yang satu lagi berbadan kurus. Si gempal berdiri di bagian depan, sedang si kurus berdiri di belakang. Tadinya saya fikir mereka juga mau mengamen. Tapi ternyata..eeehhh... mereka itu kayak mau merampok saja. Bagaimana gak disebut begitu? Baru masuk bus saja, si gempal yang membawa sebilah silet, sudah berkoar-koar,"Daripada kami mencopet atau menodong, atau daripada kami menyilet tas anda, lebih baik anda menyerahkan uang seribu atau dua ribu kepada kami".
Sementara si kurus yang ada dibelakang, mengiyakan ucapan temannya.
Wiiihh... mendengar apa yang diucapkan si gempal, nyaliku agak ciuutt.. Sambil berzikir pelan-pelan, aku berkata dalam hati,"Gak bakalan gue kasih uang ke orang macem itu, walaupun cuma seribu, enak aja minta pake ngancem, kalo mau, ya ngamen aja... menghibur dong.. Lha ini..bukannya menghibur malah bikin takut...hiiihhh!"
Tapi lucunya, ketika saya bertekad seperti itu, jantung saya dag dig dug gak karuan. Aaiihhh.. ini namanya gak sinkron ah..hihi... Tenang doongg.. Begitulah ucapan batin saya.
Dan saya terus saja berzikir dan niat gak bakal kasih uang kepada mereka *ngotot*.
Bukan juga karena saya pelit yaaa... saya cuma gak rela kasih uang buat orang muda yang kuat dan masih mampu bekerja, yang bisanya hanya mengancam seperti itu.
Si gempal terus melaksanakan aksi terornya, berteriak-teriak meminta uang, sambil menorehkan silet di kertas yang dia bawa, hingga kertas itu hancur dan bertebaran, seolah-olah memberi contoh bahwa dia bisa saja menyilet kami. Dia mondar mandir, dari belakang ke depan, sambil sesekali mengancam dan mendekatkan wajahnya pada seorang ibu yang duduk di depan. Sementara aku terus berzikir sambil menutup mulut dan hidung saya dengan saputangan, berharap agar wajah saya tak terlalu dikenali mereka (lagi polusi juga kan?).
Selesai mengancam dengan begitu rupa, si gempal pun segera menjalankan aksi selanjutnya, meminta uang pada tiap penumpang, satu persatu didatangi. Mulai dari penumpang paling depan. Rupanya seorang ibu tidak mau memberi uang padanya. Ibu itu hanya diam, tak memberi isyarat juga kalau dia tak mau memberi uang. Hal ini membuat si gempal kesal. Dengan konyolnya, si gempal terus saja memandang si ibu dan sambil terus menadahkan tangan. Nampak agak lama dia di depan si ibu tersebut. Melihat itu saya jadi sedikit ngeri. Bagaimana kalau giliran saya nanti? Aduuhh..pada kemana juga ini polisi? Memang gak ada polisi yang memperhatikan sampai kedalam bus, tapi kalau berharap kan boleh ya? hikkss.
Akhirnya si gempal memberi petunjuk dengan bersuara keras,"Kalau gak mau ngasih duit, ya gimana kek, isyarat pake tangan, jangan diem aja buu!"
Dalam hati saya berkata,"Oh ok, gue gak mau kasih uang ke elu, ntar gue kasih isyarat tangan aja yaaa"...hihihi..
Hampir semua penumpang memberi uang, termasuk orang yang duduk di sebelah saya. Ketika giliran saya yang dimintanya, sambil tetap menutup hidung dan mulut saya dengan saputangan, saya pun memberi isyarat tak memberi dia uang. Saya pun menunggu reaksinya. Syukurlah, Alhamdulillah....ternyata dia tidak memandangi saya terus dan tidak kesal karena saya tak memberinya uang. Dia pun segera beralih ke penumpang di seberang saya, seorang lelaki yang juga tak memberi uang padanya. Dan bagusnya lagi lelaki itu pun tak diteriakinya. Si gempal segera berlalu meminta uang pada penumpang selanjutnya dan kemudian meminta uang ke belakang.
Selesai meminta uang, tak seperti biasanya, mereka tak langsung keluar bus, tapi ternyata ngobrol. Mereka membicarakan tentang penumpang-penumpang yang mereka ancam tadi, dan nampak terus mengawasi kami.
Waktu itu saya sudah benci banget sama mereka. Maunya mereka segera turun, agar kami merasa aman. Mauuu aja lapor polisi, tapi gimana caranya? Gimana kalau mereka tahu bahwa ada pelapor di dalam kopaja? *Sigh*
Saya ngeri juga kalau mereka mengenali saya *sok tenar ah..hihi*
Satu persatu penumpang yang turun, diberi ucapan'"Hati-hati ya bu turunnya, jangan buru-buru..".. Hiiiyyy... tambah nyebelin aja mereka itu. Maunya apa siyy?? Tadi mengancam kemana-mana, sekarang pura-pura baik. Yang ada setiap penumpang bergeser ke depan bila mau turun. Takut, tentu saja.
Akhirnya saya merasa sedikit lega, ketika di Mampang mereka turun, dan pindah ke bus lainnya. Dalam hati saya berkata,"hhmmm... mangsa selanjutnya, kasian, pasti penumpang di bus itu stress juga diancam mereka"..
Hhhmmm.. Kriminalitas terjadi dimana-mana, termasuk di Kopaja langganan saya. Saya hanya berharap, semoga saja besok gak bertemu mereka lagi. Ngeri. Benci. Khawatir. Khawatir kalau ternyata mereka menjadi langganan pengancam yang tiap hari masuk bus yang kutumpangi... Hiiyy...ngeri.. Kalau lagi begini, saya jadi berharap ada razia preman lagi. Supaya mereka tidak menteror penumpang bus lagi.
Dan...semoga saja saya tidak bertemu mereka lagi ya.. *jadi pengen naek motor aja kalau begini*
Awalnya pengamen yang masuk adalah seorang ibu muda, usia belasan tahun (atau berpura-pura menjadi ibu?) yang mengamen sambil menggendong anak usia sekitar tiga tahunan. Seperti yang sudah kuhafal, karena saya sering bertemu dengannya, dalam hati saya berujar, "pasti lagunya 'pelangi-pelangi' lagi". Eeehh betul juga, dia menyanyikan lagu anak-anak itu, dengan gaya dicadel-cadelkan seperti anak kecil (padahal lain waktu saya pernah bertemu dia sedang menjual tissue dengan teriakan yang lantang dan tidak cadel lho). Dan juga ketika dia masuk, bus sedang cukup penuh dengan penumpang, namun dengan memaksakan diri, dia terus menyelusup di antara penumpang yang ada, masuk dari pintu belakang dan terus menuju ke depan (untung waktu itu saya duduk).
Setelah menyanyikan lagu, dia pun segera mengulurkan bungkus permen, meminta uang sebagai balas jasa menyanyi. Sementara si anak yang di gendongnya, minta turun dari gendongan (dari wajahnya kelihatan seperti bukan anaknya, gak mirip). Selesai meminta uang kepada semua penumpang, maka dia pun turun. Masih normal.
Selang beberapa saat kemudian, masuklah dua orang pemuda. Yang satu berbadan gempal, yang satu lagi berbadan kurus. Si gempal berdiri di bagian depan, sedang si kurus berdiri di belakang. Tadinya saya fikir mereka juga mau mengamen. Tapi ternyata..eeehhh... mereka itu kayak mau merampok saja. Bagaimana gak disebut begitu? Baru masuk bus saja, si gempal yang membawa sebilah silet, sudah berkoar-koar,"Daripada kami mencopet atau menodong, atau daripada kami menyilet tas anda, lebih baik anda menyerahkan uang seribu atau dua ribu kepada kami".
Sementara si kurus yang ada dibelakang, mengiyakan ucapan temannya.
Wiiihh... mendengar apa yang diucapkan si gempal, nyaliku agak ciuutt.. Sambil berzikir pelan-pelan, aku berkata dalam hati,"Gak bakalan gue kasih uang ke orang macem itu, walaupun cuma seribu, enak aja minta pake ngancem, kalo mau, ya ngamen aja... menghibur dong.. Lha ini..bukannya menghibur malah bikin takut...hiiihhh!"
Tapi lucunya, ketika saya bertekad seperti itu, jantung saya dag dig dug gak karuan. Aaiihhh.. ini namanya gak sinkron ah..hihi... Tenang doongg.. Begitulah ucapan batin saya.
Dan saya terus saja berzikir dan niat gak bakal kasih uang kepada mereka *ngotot*.
Bukan juga karena saya pelit yaaa... saya cuma gak rela kasih uang buat orang muda yang kuat dan masih mampu bekerja, yang bisanya hanya mengancam seperti itu.
Si gempal terus melaksanakan aksi terornya, berteriak-teriak meminta uang, sambil menorehkan silet di kertas yang dia bawa, hingga kertas itu hancur dan bertebaran, seolah-olah memberi contoh bahwa dia bisa saja menyilet kami. Dia mondar mandir, dari belakang ke depan, sambil sesekali mengancam dan mendekatkan wajahnya pada seorang ibu yang duduk di depan. Sementara aku terus berzikir sambil menutup mulut dan hidung saya dengan saputangan, berharap agar wajah saya tak terlalu dikenali mereka (lagi polusi juga kan?).
Selesai mengancam dengan begitu rupa, si gempal pun segera menjalankan aksi selanjutnya, meminta uang pada tiap penumpang, satu persatu didatangi. Mulai dari penumpang paling depan. Rupanya seorang ibu tidak mau memberi uang padanya. Ibu itu hanya diam, tak memberi isyarat juga kalau dia tak mau memberi uang. Hal ini membuat si gempal kesal. Dengan konyolnya, si gempal terus saja memandang si ibu dan sambil terus menadahkan tangan. Nampak agak lama dia di depan si ibu tersebut. Melihat itu saya jadi sedikit ngeri. Bagaimana kalau giliran saya nanti? Aduuhh..pada kemana juga ini polisi? Memang gak ada polisi yang memperhatikan sampai kedalam bus, tapi kalau berharap kan boleh ya? hikkss.
Akhirnya si gempal memberi petunjuk dengan bersuara keras,"Kalau gak mau ngasih duit, ya gimana kek, isyarat pake tangan, jangan diem aja buu!"
Dalam hati saya berkata,"Oh ok, gue gak mau kasih uang ke elu, ntar gue kasih isyarat tangan aja yaaa"...hihihi..
Hampir semua penumpang memberi uang, termasuk orang yang duduk di sebelah saya. Ketika giliran saya yang dimintanya, sambil tetap menutup hidung dan mulut saya dengan saputangan, saya pun memberi isyarat tak memberi dia uang. Saya pun menunggu reaksinya. Syukurlah, Alhamdulillah....ternyata dia tidak memandangi saya terus dan tidak kesal karena saya tak memberinya uang. Dia pun segera beralih ke penumpang di seberang saya, seorang lelaki yang juga tak memberi uang padanya. Dan bagusnya lagi lelaki itu pun tak diteriakinya. Si gempal segera berlalu meminta uang pada penumpang selanjutnya dan kemudian meminta uang ke belakang.
Selesai meminta uang, tak seperti biasanya, mereka tak langsung keluar bus, tapi ternyata ngobrol. Mereka membicarakan tentang penumpang-penumpang yang mereka ancam tadi, dan nampak terus mengawasi kami.
Waktu itu saya sudah benci banget sama mereka. Maunya mereka segera turun, agar kami merasa aman. Mauuu aja lapor polisi, tapi gimana caranya? Gimana kalau mereka tahu bahwa ada pelapor di dalam kopaja? *Sigh*
Saya ngeri juga kalau mereka mengenali saya *sok tenar ah..hihi*
Satu persatu penumpang yang turun, diberi ucapan'"Hati-hati ya bu turunnya, jangan buru-buru..".. Hiiiyyy... tambah nyebelin aja mereka itu. Maunya apa siyy?? Tadi mengancam kemana-mana, sekarang pura-pura baik. Yang ada setiap penumpang bergeser ke depan bila mau turun. Takut, tentu saja.
Akhirnya saya merasa sedikit lega, ketika di Mampang mereka turun, dan pindah ke bus lainnya. Dalam hati saya berkata,"hhmmm... mangsa selanjutnya, kasian, pasti penumpang di bus itu stress juga diancam mereka"..
Hhhmmm.. Kriminalitas terjadi dimana-mana, termasuk di Kopaja langganan saya. Saya hanya berharap, semoga saja besok gak bertemu mereka lagi. Ngeri. Benci. Khawatir. Khawatir kalau ternyata mereka menjadi langganan pengancam yang tiap hari masuk bus yang kutumpangi... Hiiyy...ngeri.. Kalau lagi begini, saya jadi berharap ada razia preman lagi. Supaya mereka tidak menteror penumpang bus lagi.
Dan...semoga saja saya tidak bertemu mereka lagi ya.. *jadi pengen naek motor aja kalau begini*
Wire Jewelry Challenge
Assalamu 'alaikum,
Dear teman-teman,
Apa kabar? Semoga semuanya selalu dalam keadaan sehat wal afiat dan bahagia.
Sebelumnya saya mau minta maaf dikarenakan keterlambatan mengumumkan tema wire jewelry *udah sebulan lebih...hhwaaahhh :P*
Maklumlah, karena saya juga sebenarnya gak nyangka jadi pemenang WJ Challenge edisi lalu...hehe.. Tapi bagaimanapun juga, saya sangat bersyukur dengan kemenangan ini, karena dengan begitu saya berhak mendapatkan tut Kawung Bangle yang dicipta Mamah Depin, juga mendapat hadiah batu-batu cantik...yeaahh!! (makasih mamah *peluks*).
Ok, kembali ke topik challenge.. Berhari-hari dan berminggu-minggu (pantesaan lama ya :p) saya memikirkan, kira-kira apa yang paling menarik untuk dijadikan tema WJ kali ini. Saya fikir seharusnya hasil karya teman-teman yang nanti tampil, bisa menjadi inspirasi semua teman kawater lainnya. Maka dari itulah, saya putuskan bahwa tema WJ Challenge kali ini adalah "WOVEN STYLE". Woven adalah salah satu teknik dalam WJ yang berarti anyaman. Menganyam disini maksudnya tentu saja menganyam dengan kawat aksesoris. Contoh-contohnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini (gambar nyomot dari web lain) :
link : http://aniolek-maly.deviantart.com/#/d1f9fp4
link : http://www.stylehive.com/bookmark/etsy-twistedsisterarts-woven-wire-topaz-necklace-in-gold-with-4-cubic-zirconia-532414
link : http://wovenwire.blogspot.com/2008/07/playing-with-soumak-weave.html
Atau kalau mau lihat contoh karya lain dengan menggunakan teknik woven, teman-teman bisa melihat kepada salah satu masternya WJ, cek aja di blognya mba Annie Nugraha (fionascorner.multiply.com). Tapi harap jangan dijiplak ya, karena itu hanya sebagai inspirasi :).
Teman-teman boleh mengkreasikan bentuk aksesoris apa saja, boleh bentuk yang sederhana, maupun yang rumit (seperti gambar kedua) dengan syarat ada bagian yang menggunakan teknik woven (porsi wovennya harus lebih dominan ya). Peserta juga boleh mengirimkan lebih dari satu karya.
Jadi, tunggu apalagi? Ayo rancang dan buatlah kreasi yang seindah mungkin, lalu kirimkan foto hasil karya teman-teman ke email saya : gutenmorgen28@yahoo.com. Batas waktu pengiriman hasil karya, ditunggu sampai tanggal 31 Januari 2012. Dan seluruh hasil karya peserta akan ditampilkan dan mulai bisa di-vote tanggal 1 Februari 2012.
Ok teman-teman, ditunggu yaa hasil kreasinya. Selamat berkarya ^_^
Salam,
Samsiah
Dear teman-teman,
Apa kabar? Semoga semuanya selalu dalam keadaan sehat wal afiat dan bahagia.
Sebelumnya saya mau minta maaf dikarenakan keterlambatan mengumumkan tema wire jewelry *udah sebulan lebih...hhwaaahhh :P*
Maklumlah, karena saya juga sebenarnya gak nyangka jadi pemenang WJ Challenge edisi lalu...hehe.. Tapi bagaimanapun juga, saya sangat bersyukur dengan kemenangan ini, karena dengan begitu saya berhak mendapatkan tut Kawung Bangle yang dicipta Mamah Depin, juga mendapat hadiah batu-batu cantik...yeaahh!! (makasih mamah *peluks*).
Ok, kembali ke topik challenge.. Berhari-hari dan berminggu-minggu (pantesaan lama ya :p) saya memikirkan, kira-kira apa yang paling menarik untuk dijadikan tema WJ kali ini. Saya fikir seharusnya hasil karya teman-teman yang nanti tampil, bisa menjadi inspirasi semua teman kawater lainnya. Maka dari itulah, saya putuskan bahwa tema WJ Challenge kali ini adalah "WOVEN STYLE". Woven adalah salah satu teknik dalam WJ yang berarti anyaman. Menganyam disini maksudnya tentu saja menganyam dengan kawat aksesoris. Contoh-contohnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini (gambar nyomot dari web lain) :
link : http://aniolek-maly.deviantart.com/#/d1f9fp4
link : http://www.stylehive.com/bookmark/etsy-twistedsisterarts-woven-wire-topaz-necklace-in-gold-with-4-cubic-zirconia-532414
link : http://wovenwire.blogspot.com/2008/07/playing-with-soumak-weave.html
Atau kalau mau lihat contoh karya lain dengan menggunakan teknik woven, teman-teman bisa melihat kepada salah satu masternya WJ, cek aja di blognya mba Annie Nugraha (fionascorner.multiply.com). Tapi harap jangan dijiplak ya, karena itu hanya sebagai inspirasi :).
Teman-teman boleh mengkreasikan bentuk aksesoris apa saja, boleh bentuk yang sederhana, maupun yang rumit (seperti gambar kedua) dengan syarat ada bagian yang menggunakan teknik woven (porsi wovennya harus lebih dominan ya). Peserta juga boleh mengirimkan lebih dari satu karya.
Jadi, tunggu apalagi? Ayo rancang dan buatlah kreasi yang seindah mungkin, lalu kirimkan foto hasil karya teman-teman ke email saya : gutenmorgen28@yahoo.com. Batas waktu pengiriman hasil karya, ditunggu sampai tanggal 31 Januari 2012. Dan seluruh hasil karya peserta akan ditampilkan dan mulai bisa di-vote tanggal 1 Februari 2012.
Ok teman-teman, ditunggu yaa hasil kreasinya. Selamat berkarya ^_^
Salam,
Samsiah
merancang diri
Tahun 2011 baru saja berlalu, dan sekarang kita sudah berada di tahun 2012. Setiap orang pasti mempunyai rencana masing-masing, yang pastinya harapan untuk menjadi/mendapatkan yang lebih baik dari tahun lalu.
Kali ini saya hanya ingin berbagi yang saya dengar dari salah seorang teman saya yang amat baik hati, Ana Mardiana, tentang materi yang baru didapatnya dari sebuah seminar psikologi yang telah diikutinya selama beberapa hari di sebuah universitas negeri terkenal beberapa waktu yang lalu.
Salah satu pembicara di seminar mengetengahkan tentang bagaimana kita harus merencanakan masa depan kita secara detil. Pembicara mengajukan pertanyaan begini : ketika kita melihat sebuah gedung bertingkat yang megah, apakah yang ada di benak kita? Bagaimana sebuah gedung itu bisa berdiri tegak? Tentunya sebelum gedung itu dibangun, diperlukan perhitungan yang matang agar ketika gedung telah berdiri, dia tidak akan roboh ketika terjadi goncangan, pun tidak terjadi goncangan sedikitpun, ia harus tegak berdiri dengan kokoh. Lalu mengenai bentuknya, kita tentu yakin, pastinya sang arsitek telah merancang bentuk bangunan tersebut. Apakah mau bentuk bulat, persegi atau bentuk lainnya, tentunya semua itu sudah dirancang dalam sebuah blue print. Betulkan?
Nah, sekarang.... bila dibandingkan dengan gedung itu, manakah yang lebih berharga? Diri kita, yang makhluk hidup ini atau gedung tersebut, yang notabene adalah benda mati? Tentu kita semua akan menjawab diri kitalah sebagai makhluk hidup yang tentunya lebih berharga daripada gedung yang hanya benda mati. Betulkan?
So, mengapa kita yang lebih berharga ini, tidak membuat blue print untuk diri kita?
Sedangkan sebuah gedung saja membutuhkan rencana matang untuk membangunnya, seharusnya kita lebih butuh membuat rancangan hidup untuk masa depan.
Jadi, mari kita membuat rencana terperinci untuk masa depan. Rencana yang baik, dengan harapan rencana itu akan terwujud. Walaupun nantinya rencana itu belum terwujud seluruhnya, paling tidak kita telah merancangnya
Kali ini saya hanya ingin berbagi yang saya dengar dari salah seorang teman saya yang amat baik hati, Ana Mardiana, tentang materi yang baru didapatnya dari sebuah seminar psikologi yang telah diikutinya selama beberapa hari di sebuah universitas negeri terkenal beberapa waktu yang lalu.
Salah satu pembicara di seminar mengetengahkan tentang bagaimana kita harus merencanakan masa depan kita secara detil. Pembicara mengajukan pertanyaan begini : ketika kita melihat sebuah gedung bertingkat yang megah, apakah yang ada di benak kita? Bagaimana sebuah gedung itu bisa berdiri tegak? Tentunya sebelum gedung itu dibangun, diperlukan perhitungan yang matang agar ketika gedung telah berdiri, dia tidak akan roboh ketika terjadi goncangan, pun tidak terjadi goncangan sedikitpun, ia harus tegak berdiri dengan kokoh. Lalu mengenai bentuknya, kita tentu yakin, pastinya sang arsitek telah merancang bentuk bangunan tersebut. Apakah mau bentuk bulat, persegi atau bentuk lainnya, tentunya semua itu sudah dirancang dalam sebuah blue print. Betulkan?
Nah, sekarang.... bila dibandingkan dengan gedung itu, manakah yang lebih berharga? Diri kita, yang makhluk hidup ini atau gedung tersebut, yang notabene adalah benda mati? Tentu kita semua akan menjawab diri kitalah sebagai makhluk hidup yang tentunya lebih berharga daripada gedung yang hanya benda mati. Betulkan?
So, mengapa kita yang lebih berharga ini, tidak membuat blue print untuk diri kita?
Sedangkan sebuah gedung saja membutuhkan rencana matang untuk membangunnya, seharusnya kita lebih butuh membuat rancangan hidup untuk masa depan.
Jadi, mari kita membuat rencana terperinci untuk masa depan. Rencana yang baik, dengan harapan rencana itu akan terwujud. Walaupun nantinya rencana itu belum terwujud seluruhnya, paling tidak kita telah merancangnya
Subscribe to:
Posts (Atom)