Buat masyarakat Jakarta yang belum punya kendaraan pribadi, atau yang lagi males bawa kendaraan sendiri karena macet yang gak bisa ditolerir lagi (cie...hehe..~_*), angkutan kota atau biasa disebut angkot di Jakarta ini merupakan alternatif yang patut diperhitungkan. Tapi yah... namanya juga angkot, bertemu banyak orang dalam satu kendaraan, harus sabar juga. Belum lagi para pedagang yang berkeliaran tak henti-hentinya mempromosikan barang dagangan, dan para pengamen yang juga non stop menyanyikan lagu-lagu andalan mereka (udah jadi kayak medley deh...hihihi...). Dari yang suaranya biasa-biasa aja, bahkan cenderung fals (untung Iwan Fals suaranya gak fals ya...:)) dan suara yang datar (mau gak mau harus mau denger! :)...). Sampai yang suaranya merdu dalam iringan berbagai jenis musik, jadi mirip band pokoknya... Semua ada deh di angkot....
Seperti aku ini, yang sehari-harinya ke kantor selalu naik angkot.. (klo ditanya,"iah pulang diantar siapa... ku jawab... "dianter supir... nunggu di depan, tapi tiap hari beda-beda supirnya..."...wakakakak). Pernah punya motor, tapi disuruh bapak dijual lagi dengan alasan menuh-menuhin rumah (waktu itu motor adekku juga parkir dirumah)...yaaahh bapak...hehehe... Naik angkot itu ada untungnya juga lho... Kita jadi tau karakter orang dan macam-macam hal unik yang mungkin tidak bisa kita temui ketika naik kendaraan pribadi. Kadang bikin ketawa, kadang bikin sebel.. Begitulah..
Balik ke cerita angkot. Kali ini aku mau cerita tentang para pedagangnya... Seperti tadi pagi, seperti biasa aku naik bus PPD jurusan blok M. Baru saja duduk, sudah masuk seorang bapak yang ternyata ingin menawarkan buku TOGA (tanaman obat keluarga). Diberikannya para penumpang buku satu persatu, supaya bisa dibaca. Mungkin saja salah satu diantara penumpang ada yang tertarik untuk membeli. Termasuk aku yang juga diberi buku (dipinjemin deh :P).. Kubolak balik buku itu. Isinya lumayan bagus. Banyak cara-cara menyembuhkan penyakit dengan obat-obat herbal. Dalam hati kuberfikir.."beli gak ya?...beli... gak... beli..."...trus ada yang bilang lagi dalam hati aku,"bukannya udah punya? yaah...gak usah beli deh"... emm.... ya sudah, aku gak jadi beli...hehehe... Akhirnya kukembalikan buku itu kepada si bapak...
Baru saja si bapak berlalu, lanjut lagi...ada yang jual tespen.. itu tuh, alat untuk mengetes ada tidaknya listrik. Nah, pedagangnya bilang kalau tespen itu bukan tespen biasa ~_*.. Kemudian dia mendemonstrasikan tentang guna tespen itu. Kami para penumpang nampak terpukau dengan uraiannya. Jadi mirip sebuah pertunjukan. Kami semua memperhatikannya. Balik ke tespen.... Jadi tespen itu dapat mendeteksi apakah sebuah lampu bohlam yg warna susu (kan gak keliatan bagian dalamnya) benar-benar sudah putus atau belum. Pertama-tama si bapak menggosokkan ujung tespen ke jarinya.. karena dia bilang tubuh kita ini mengandung listrik (emang bener).. Ketika digosokkan ke jarinya, lampu tespen menyala.. Terus dia menempelkan tespen lagi ke pangkal lampu bohlam. Tidak menyala, berarti sudah benar-benar putus lampu itu (begitu kata si bapak). Kemudian si bapak menempelkan tespen ke lampu yang satu lagi (ada 2 lampu lho), dan tespen itu menyala... Penumpang senyum-senyum (kayaknya...hehe...). Terakhir si bapak mulai menawarkan tespennya. Satu tespen seharga Rp. 5.000,-... Ada juga yang beli... Aku? Gak beli lah...buat apa aku beli tespen? Bapakku udah punya :).
Pedagang tespen berlalu... lanjuuutt pedagang pulpen... Dia bilang pulpennya unik, ada kalendernya untuk tahun 2010 dan 2011.. Wah! bener gak ya? (aku duduk agak di tengah jadi gak bisa lihat jelas pulpennya kayak apa). Dan mulailah pedagang pulpen itu berpromosi.. Kemudian dipinjamkan juga satu persatu, termasuk aku... Begitu pulpen di tangan, kuperhatikan pulpen itu. Ternyata di bagian sisi pulpen, ada sejenis bahan stainless putih... semacam itulah... yang bila kita tarik, tadaaaa... keluarlah selembar kertas yang didalamnya terpampang kalender tahun 2010 dan 2011 bolak balik...hehehehe... Ada-ada aja.. Harganya Rp. 3.000,- kalo beli 2 jadi Rp. 5.000,- Ada juga seorang ibu yang membeli pulpen... Aku beli gak? Gak ah... Aku jarang lihat kalender (kecuali klo mau cek bulan yang ada tanggal merahnya....hihihi)..
Yaa begitulah... balada angkot episode pedagang... Banyak aksi, banyak cerita... Hari ini aku lagi gak seperti biasanya, tekun mendengarkan aksi mereka... Padahal kalau aku udah mumet, biasanya tidur aja sepanjang perjalanan, atau baca-baca buku, sampai tiba di tujuan..
Moga bisa diambil hikmahnya (apa hikmahnya?? ^_^)
rgds,
iah