Sunday, 30 May 2010

Kue Talam Ubi

Ini resep kue talam ubi yang kudapat dari temanku, erisa... dia itu senang banget coba-coba resep yang ada di internet, terutama bikin-bikin kue. Aku udah coba resep yang ini, enak lho.. Kalau ada yang mau coba, silahkan dipraktekkan ^_^...

 

Kue Talam Ubi 

Bahan Talam :

300 gr ubi merah, dikukus lalu dihaluskan

150 gr tepung sagu

250 gr gula pasir

300 cc santan encer

1 sdt garam

¼ sdt essens vanilla

Semua bahan tersebut dicampur, kalau ingin tekstur ubi merah lebih halus, bisa diblender, kemudian dimasak di api sedang sambil diaduk-aduk, perhatian...MASAK SAMPAI HANGAT SAJA (± 2-3 menit). Jangan sampai menjadi kental dan keras. Lalu angkat.

Bahan santan :

100 gr tepung sagu

2 sdm tepung beras

1 sdt garam

400 cc santan kental

Semua bahan tesebut juga dicampur, lalu masak di api sedang, sebentar saja (2-3 menit), SAMPAI HANGAT SAJA (sama seperti bahan talam). Lalu angkat.

Mengukus talam :

Siapkan mangkok cetakan, olesi dengan minyak sayur. Panaskan cetakan di dalam kukusan, lalu masukkan adonan ubi. Tutup dan kukus 5-8 menit, sampai adonan berubah warna dan menjadi keras. Setelah itu masukkan lapisan putih di atas lapisan ubi. Kukus lagi selama 5-8 menit. Bila sudah keras dan mengkilat permukaannya, angkat. Tunggu sampai agak dingin, keluarkan dari cetakan.

Siap disantap.

 

Monday, 24 May 2010

Versatile Dayak Weave




Sudah lama aku penasaran dengan anyaman Dayak Weave ini. Setelah beberapa lama bingung memikirkan cara mempraktekkan tutorial dari mba Kiki (borneoqueen.multiply), sempat mau coba pake benang dulu, tapi justru tambah bingung :p.... akhirnyaaa... syukur alhamdulillah...aku bisa juga membuat Dayak Weave ini :)... Yess! hehehe... Betul kata Mba Kiki, biasanya kalau sudah tau caranya, kita akan ketagihan membuatnya ^_^... Jadi sekarang aku juga ketagihan bikin dayak weave terus...Thanks so much Mba Kiki...^_^... (gimana mba hasilnya, udah betul blom?)

Tuesday, 18 May 2010

Balada Angkot Episode Pedagang

Buat masyarakat Jakarta yang belum punya kendaraan pribadi, atau yang lagi males bawa kendaraan sendiri karena macet yang gak bisa ditolerir lagi (cie...hehe..~_*), angkutan kota atau biasa disebut angkot di Jakarta ini merupakan alternatif yang patut diperhitungkan. Tapi yah... namanya juga angkot, bertemu banyak orang dalam satu kendaraan, harus sabar juga. Belum lagi para pedagang yang berkeliaran tak henti-hentinya mempromosikan barang dagangan, dan para pengamen yang juga non stop menyanyikan lagu-lagu andalan mereka (udah jadi kayak medley deh...hihihi...). Dari yang suaranya biasa-biasa aja, bahkan cenderung fals (untung Iwan Fals suaranya gak fals ya...:)) dan suara yang datar (mau gak mau harus mau denger! :)...). Sampai yang suaranya merdu dalam iringan berbagai jenis musik, jadi mirip band pokoknya... Semua ada deh di angkot....

Seperti aku ini, yang sehari-harinya ke kantor selalu naik angkot.. (klo ditanya,"iah pulang diantar siapa... ku jawab... "dianter supir... nunggu di depan, tapi tiap hari beda-beda supirnya..."...wakakakak). Pernah punya motor, tapi disuruh bapak dijual lagi dengan alasan menuh-menuhin rumah (waktu itu motor adekku juga parkir dirumah)...yaaahh bapak...hehehe... Naik angkot itu ada untungnya juga lho... Kita jadi tau karakter orang dan macam-macam hal unik yang mungkin tidak bisa kita temui ketika naik kendaraan pribadi. Kadang bikin ketawa, kadang bikin sebel.. Begitulah..

Balik ke cerita angkot. Kali ini aku mau cerita tentang para pedagangnya... Seperti tadi pagi, seperti biasa aku naik bus PPD jurusan blok M. Baru saja duduk, sudah masuk seorang bapak yang ternyata ingin menawarkan buku TOGA (tanaman obat keluarga). Diberikannya para penumpang buku satu persatu, supaya bisa dibaca. Mungkin saja salah satu diantara penumpang ada yang tertarik untuk membeli. Termasuk aku yang juga diberi buku (dipinjemin deh :P).. Kubolak balik buku itu. Isinya lumayan bagus. Banyak cara-cara menyembuhkan penyakit dengan obat-obat herbal. Dalam hati kuberfikir.."beli gak ya?...beli... gak... beli..."...trus ada yang bilang lagi dalam hati aku,"bukannya udah punya? yaah...gak usah beli deh"... emm.... ya sudah, aku gak jadi beli...hehehe... Akhirnya kukembalikan buku itu kepada si bapak...

Baru saja si bapak berlalu, lanjut lagi...ada yang jual tespen.. itu tuh, alat untuk mengetes ada tidaknya listrik. Nah, pedagangnya bilang kalau tespen itu bukan tespen biasa ~_*.. Kemudian dia mendemonstrasikan tentang guna tespen itu. Kami para penumpang nampak terpukau dengan uraiannya. Jadi mirip sebuah pertunjukan. Kami semua memperhatikannya. Balik ke tespen.... Jadi tespen itu dapat mendeteksi apakah sebuah lampu bohlam yg warna susu (kan gak keliatan bagian dalamnya) benar-benar sudah putus atau belum. Pertama-tama si bapak menggosokkan ujung tespen ke jarinya.. karena dia bilang tubuh kita ini mengandung listrik (emang bener).. Ketika digosokkan ke jarinya, lampu tespen menyala.. Terus dia menempelkan tespen lagi ke pangkal lampu bohlam. Tidak menyala, berarti sudah benar-benar putus lampu itu (begitu kata si bapak). Kemudian si bapak menempelkan tespen ke lampu yang satu lagi (ada 2 lampu lho), dan tespen itu menyala... Penumpang senyum-senyum (kayaknya...hehe...). Terakhir si bapak mulai menawarkan tespennya. Satu tespen seharga Rp. 5.000,-... Ada juga yang beli... Aku? Gak beli lah...buat apa aku beli tespen? Bapakku udah punya :).

Pedagang tespen berlalu... lanjuuutt pedagang pulpen... Dia bilang pulpennya unik, ada kalendernya untuk tahun 2010 dan 2011.. Wah! bener gak ya? (aku duduk agak di tengah jadi gak bisa lihat jelas pulpennya kayak apa). Dan mulailah pedagang pulpen itu berpromosi.. Kemudian dipinjamkan juga satu persatu, termasuk aku... Begitu pulpen di tangan, kuperhatikan pulpen itu. Ternyata di bagian sisi pulpen, ada sejenis bahan stainless putih... semacam itulah... yang bila kita tarik, tadaaaa... keluarlah selembar kertas yang didalamnya terpampang kalender tahun 2010 dan 2011 bolak balik...hehehehe... Ada-ada aja.. Harganya Rp. 3.000,- kalo beli 2 jadi Rp. 5.000,- Ada juga seorang ibu yang membeli pulpen... Aku beli gak? Gak ah... Aku jarang lihat kalender (kecuali klo mau cek bulan yang ada tanggal merahnya....hihihi)..

Yaa begitulah... balada angkot episode pedagang... Banyak aksi, banyak cerita... Hari ini aku lagi gak seperti biasanya, tekun mendengarkan aksi mereka... Padahal kalau aku udah mumet, biasanya tidur aja sepanjang perjalanan, atau baca-baca buku, sampai tiba di tujuan..

Moga bisa diambil hikmahnya (apa hikmahnya?? ^_^)

rgds,

iah

Sunday, 16 May 2010

contoh foto yg blur




mas, ini contoh foto blur yg dulu pernah aku bikin n mau ditunjukkin.....yang objeknya putih semua... jelek kan??
sori baru bisa kirim fotonya sekarang..:p

ini tambahan foto yg diambil pake kamera digital

Abrus In Nest


Warna awal biji ini merah cerah, tapi dg berjalannya waktu, si saga berubah menjadi warna coklat bata... tapi permukaan bijinya tetap kinclong.... gak nyangka :)

Abrus atau Abrus Precatorius adalah nama latin untuk Tanaman Saga. Tau kan pohon saga? Daunnya sering dipakai untuk obat batuk. Dan bijinya? Bijinya dapat digunakan untuk insektisida hama. Jadi bijinya tidak baik dikonsumsi manusia...^_^.... Tapi melihat biji saga yang indah dengan warnanya yang merah menyala ini, aku gak bisa diam begitu saja dan membiarkan mereka berserakan dibawah pohon.. Karena itu, sewaktu aku kebetulan berkunjung ke rumah salah seorang temanku yang ternyata di depan rumahnya ada pohon besar yang sejenis dengan pohon saga, segera kupungut beberapa butir bijinya. Buat apa? Waktu itu aku gak punya alasan apapun selain untuk kusimpan, pasal warnanya bagus. Bijinya kemudian sebagian kubuang dan kusisakan 2 butir.. Dalam perjalanan selanjutnya si biji saga ini hanya tersisa satu, karena yang satu butir hilang.. Itu terjadi lebih dari sepuluh tahun yang lalu (lamanyaaa...hihihi...). Aku sendiri gak pernah menyangka kalau ternyata si biji saga ini bisa awet sampai bertahun-tahun. Kukira tadinya akan membusuk, atau paling gak bijinya mungkin akan tumbuh sendiri (kayak kacang ijo :))... Ternyata si biji saga tak pernah berubah bentuk, hanya warnanya yang sedikit berubah menjadi coklat bata, tapi jadi tambah cakep lho :).. sewaktu ada challenge April-May yang temanya mengambil dari bahan di sekitar kita untuk dijadikan perhiasan, aku segera teringat dengan si biji saga ini.... sooo... dengan tanpa ragu-ragu, kubuat cincin ini dengan si saga sebagai material utamanya (selain AW NTB tentunya).. Tadinya aku berencana mau bikin gelang dengan biji saga.. Tapi sewaktu kutanya temanku soal pohon saga besar di dekat rumahnya itu (maksudnya aku mau mengumpulkan lebih banyak biji saga), dia bilang kalau pohonnya udah lama ditebang...hwaaa....hiks... sedih... so aku gak jadi bikin gelang. Jadi hanya sebutir biji inilah yang bisa kubuat menjadi cincin..:)

rgds,
iah

Monday, 3 May 2010

Momo and Three Musketeer


Luv the green eyes!

Last week, a special guest was arrived to the office. Suddenly a persian cat (is it persian, rite?) came in to my room and greet me n my friends with her beautiful eyes and hairy tail. I knew the cat must be belong to my neighbour who lives next to the office. She has 3 persian cats, one with grey colour had also came to my office... And the last one who came with beige colour (beige? or milky? hehehe...) was Momo. I knew her name from the name tag hang on the neck, and also the cell phone number of the owner on the other side of it. Too bad she looks unhealthy, many of her hair had fallen. But afterall she was a beautiful n nice cat, n I felt she only want to greet us on the day (some of my friends was screaming, scared of her....hehe..), then she was just lying down on the floor for a while and then went out, back to her owner. Luckily I brought my camera on the day, so I could captured the beauty of her soon before she run away.
And another three kittens with black n white colour was "three musketeer", they were came to my home unpredictable. One kitten totally black (the son of my neighbour named her 'bleki'...hehe.... kayak nama anjing ya), one with black n white but have black mark near the nose (I called her 'tompel'.... kayak tompel sih), and the last one, also black n white but without mark (I called her 'belang'). Like all the kittens, they like to play around the terrace (My mother doesn't allowed them to get in to the house....hehe... :p), but they seems happy there.
For cat lover, hope u enjoy them all :)

cheers,
iah