Wednesday, 18 November 2009

Orientasi Peserta Baru Ustmani-Angkatan 32

Ini sebenarnya kejadiannya udah lewat, tanggal 7 November yang lalu aku ikut menghadiri acara orientasi peserta baru lembaga qur'an Al-Utsmani (www.utsmani.com), Angkatan ke-32. Walaupun acara ini termasuk dalam hitungan absensi bagi siswa Utsmani, tapi aku menghadirinya bukan karena itu. Karena aku yakin walau bagaimanapun, insya Allah acara ini pasti akan ada manfaatnya buatku. Dan secara kebetulan juga sehari sebelumnya temanku memberitahukan bahwa pembicara untuk acara orientasi besok adalah Ust. Yusuf Mansur. Wah makin menarik...hehe..

 

Akhirnya pagi itu, aku datang ke utsmani untuk mengikuti orientasi. Acara dimulai dengan pembacaan qur'an surat Al-Imran oleh al-hafiz Ust. Fahrulrozi. Subhanallah. Takjub rasanya mendengarkan bacaan quran dari ustadz yg masih sangat muda ini (usia s

ekitar 25 tahun). Surat Al-Imran tandas dibacakan tanpa melihat text qur'an. (Jadi mikir, kapan ya aku bisa kayak dia? hehe...).

Selesai pembacaan qur'an, dilanjutkan dengan mendengarkan pengalaman-pengalaman siswa ustmani dalam mempelajari qur'an. Ada seorang bapak pensiunan BUMN, salah seorang siswa, namanya bapak M. Yunus. Beliau berusia sekitar 70 tahunan. Beliau menceritakan, awal mempelajari qur'an karena merasa malu ketika mendengar seorang anak yang baru bersekolah di taman kanak-kanak ternyata bacaan qur'annya lebih bagus :). Karena itulah beliau mendaftarkan diri sebagai siswa ustmani.

bersambung besok yaaahhh ceritanya... maap...hehe.

-------------------------------------------------------------------jeda dulu.........

Ok...cerita disambung lagi :).

Waktu awal mulai bapak M.Yunus masuk level pra tahsin, artinya masih harus mempelajari makhroj (cara pengucapan) tiap huruf hijaiyah. Kini alhamdulillah beliau sudah memasuki level 4 dan ternyata diantara kawan-kawan sekelasnya beliau dinobatkan sebagai siswa teladan karena memiliki nilai tertinggi pada ujian yang lalu. Padahal kawan-kawan sekelasnya itu berumur 30 tahunan.

Kemudian yang kedua, seorang ibu yang sudah berumur sekitar 60 tahun

an. Aku lupa namanya (maaf ya bu), tapi yang pasti beliau juga mulai belajar sejak usia akhir 50 tahunan, dan kini sudah mulai memasuki tahap penghafal qur'an. Pada saat ditanya beliau bilang kalau surat yang surat dihafalnya yaitu juz 30, juz 29 dan surat Al-Baqarah (waaa...surat Al-Baqarah segitu panjangnya udah dihafal!! Subhanallah...Takjub deh aku). Tapi lucunya, waktu ditanya Ust. Yusuf Mansur sudah berapa surat yg dihafal, sambil malu-malu beliau menjawab,"baru surat Al-Baqarah"....kaget deh dengernya.. surat Al-Baqarah dibilang "baru"...hihihi.. secara gitu itu surat panjangnya 2 juz lebih.

Selanjutnya pengalaman ust. Deka (usia sekitar 25 tahun). Beliau termasuk salah satu pengajar disana. Awal mula beliau belajar di utsmani justru karena kecemplung (kayak sumur aja yak! hehe..). Artinya masuk secara tidak disengaja. Pada saat itu beliau baru saja melarikan diri dari kampung halamannya di Bengkulu. Pertama kali datang ke Jakarta, mencari-cari tempat, pandangannya tertumbuk pada sebuah perpustakaan

yang terlihat dari luar, masuklah beliau kesana. Dan ternyata itulah awal pertemuan beliau dengan lembaga ini dan akhirnya belajar di sana dan berlanjut hingga menjadi pengajar. Sedangkan alasan beliau melarikan diri dari Bengkulu, itu ada ceritanya tersendiri. Mau tau?..... Jadi begini, pada saat beliau masih bersekolah di tingkat SMU, beliau termasuk murid yang paling pandai dan juga qori terbaik di propinsi Bengkulu. Beliau juga pernah menjadi wakil qori bagi propinsinya pada lomba tingkat selanjutnya. Rencananya setelah menamatkan SMU, beliau menargetkan masuk Al-Azhar, pergi ke Mesir. Alhamdulillah, ternyata beliau lulus, dan berhak berangkat. Semua warga di tempat beliau tinggal merasa bahagia dan ikut mendo'akan agar keberangkatannya dapat segera terwujud. Namun apa daya, untuk pergi kesana beliau diharuskan membayar uang sebesar lima juta rupiah. Beda dengan di Jakarta, uang sebesar itu mungkin masih dianggap cukup terjangkau. Tapi untuk di daerah, untuk mendapatkan uang sebesar itu membutuhkan kerja keras dan pastinya harus menghabiskan sawah dan perkebunan. Akhirnya dengan sangat terpaksa, karena ketiadaan dana, keberangkatan beliau ke Mesir dibatalkan. Dikarenakan semua masyarakat sekitar sudah mengetahui bahwa ust. Deka akan berangkat ke Mesir, dan ternyata keberangkatannya dibatalkan, membuat beliau merasa malu dan memutuskan pergi ke Jakarta. Beliau bilang,"pokoknya asal jangan tinggal di Bengkulu". Dan akhirnya seperti yg telah disebutkan, sampailah beliau secara tidak sengaja di lembaga ini. Walaupun pada awalnya sama sekali gak ada niatan di hati ustadz untuk belajar qur'an di tempat ini (apalagi beliau kan udah qori :)), tetapi ternyata standar pengajaran disini sangat ketat, dan beliau merasa tertantang untuk terus belajar dan akhirnya kini menjadi pengajar juga. Dan kabar baiknya, Alhamdulillah, kemarin beliau mengatakan bahwa Insya Allah tahun ini akan berangkat ke Mesir... (jadi juga ya ustadz).

Btw, ust. Deka juga menekankan tiga hal yang penting untuk dipelajari agar kita dapat menguasai dunia :). Tiga hal itu adalah : 1. Al-Qur'an, 2. Bahasa, 3. Komputer. Kalau kita dapat menguasai ketiga hal ini, Insya Allah hidup kita akan menjadi baik.

Selanjutnya, yang kami tunggu-tunggu yaitu Ust. Yusuf Mansur, akhirnya datang juga. Beliau datang bersama isteri dan putri beliau, dan juga rombongan dari Kalimantan. Dalam ceramahnya yang dibawakan dengan suasana santai namun tetap berbobot, Ust. Yusuf Mansur menekankan bahwa untuk menghafalkan qur'an itu sebenarnya tidak sulit alias mudah, asalkan kita mau rutin melakukannya, sedikit demi sedikit dan langsung dipraktekkan pada saat sholat. Tak apa walaupun itu hanya satu ayat, lama kelamaan akan bertambah hafalan kita. Begitu seterusnya.

Pada kesempatan itu ust. Yusuf Mansur juga menceritakan tentang seorang ibu (yang ternyata ibu yang diceritakan itu ada di depan kami...hehe..) yang sedang ingin merintis pesantren Darul Qur'an yang dipimpin Ustadz untuk dapat membuka cabang di Kalimantan (semoga terwujud). Ibu tersebut juga menyerahkan hampir seluruh tabungannya untuk digunakan membuat pesantren tersebut (Subhanallah!). Dan yang tidak kami kira, ternyata pada kesempatan itu juga Ust. Yusuf Mansur memberikan bagian infaq yang diberikan ibu kepada lembaga kami. Seratus juta untuk lembaga Utsmani (yang pada saat ini sedang memperluas bangunan)...spontan kami semua yang ada di sana merasa bersyukur dan mengucap Alhamdulillah pada saat itu juga.. Terima kasih ibu yang baik hati dan cantik, semoga amal ibadah ibu dibalas dengan pahala yang setimpal dari Allah SWT... Amiin.. Terima kasih juga buat Ust. Yusuf Mansur yang telah membagi bagian infaqnya kepada lembaga Utsmani. Akhirnya dengan ditutup dengan hamdalah, dan kemudian dilanjutkan sholat dzuhur berjamaah, kami mengakhiri acara ini dengan suka hati, penuh pengharapan dan semangat untuk terus mempelajari, mengamalkan dan mengajarkan Al-Qur'an.

Khoirukum man ta'allamul qur'aana wa 'allamahu (Sebaik-baik kamu adalah orang-orang yang belajar qur'an dan mengajarkannya. HR. Muslim)

 

2 comments:

  1. *tunggu sambungannya* ini belajarnya di mana Iah?

    ReplyDelete
  2. :) ini belajarnya di lembaga bimbingan qur'an Al-Utsmani, daerah Jakarta Timur. Lembaga khusus utk mempelajari cara membaca qur'an, dari yg blom bisa sama sekali sampai yg udah jadi penghafal (hafiz/hafizah), anak2, remaja, sampai yg sepuh, semua ngumpul di sini.

    ReplyDelete