Thursday, 28 April 2011

The Royal Wedding


entah siapa yang mencoret bagian bibir Lady Di (atau mungkin aku sendiri? lupa juga..). Tapi untungnya masih kelihatan cantik ^_^

Tanggal 29 besok, seperti yang telah direncanakan Pangeran William dan Kate Middleton akan melangsungkan pernikahan. Dan sudah dapat dipastikan juga kalau stasiun televisi di seluruh dunia akan menayangkan pernikahan besar itu. Nampaknya hampir semua orang, khususnya masyarakat Britania membahas segala hal tentang pernak pernik pernikahan William dan Kate.

Melihat itu semua, aku jadi teringat dengan buku tulisku sewaktu masih di sekolah dasar. Waktu itu aku baru masuk sekolah dan seperti orangtua lain, emakku juga membelikanku beberapa buku tulis. Diantara buku-buku tulis itu ada buku-buku bergambar seorang puteri. Senang hatiku melihat gambarnya. Rupanya tepat di saat aku mulai sekolah itulah, bersamaan waktu dengan menikahnya Lady Di dengan Pangeran Charles, hingga mungkin ada produsen buku tulis yang sengaja mencetak cover buku dengan gambar-gambar pasangan kerajaan itu (bukan gambar artis seperti biasanya). Sewaktu kuterima buku dan kutanyakan pada emak, siapa orang yang ada di gambar itu... emak hanya menjawab kalau itu putri raja. Aku memandangnya. Cantik. Hingga beberapa tahun kemudian, ketika aku sudah lebih besar dan mengerti, barulah aku tahu kalau dialah putri Diana.

Dari beberapa buku bergambar Putri Diana (salah satunya ada yang sedang bergaun pengantin), hanya buku ini satu-satunya yang masih tersimpan. Yah lumayanlah, buat kenang-kenangan.

Trus kalau sekarang, ada gak ya cover buku tulis bergambar William & Kate?

[Lomba-My Silly Diary] Transformasi Buku Diariku




Seumur-umur aku cuma punya buku harian tiga buah aja, itupun sekarang semua sudah menjadi “mantan buku diari”. Dua yang pertama entah kemana, yang ada sekarang tinggal buku diari yang ketiga. Sebenarnya, sebagai seorang yang pemalu, sejak dulu aku gak terbiasa untuk menuangkan isi hati ke dalam buku harian. Kenapa? Khawatir dibaca orang. Aku terbiasa menelan sendiri apapun yang kualami. Atau biasanya kalau aku ada masalah, aku langsung curhat sama Allah layaknya aku berbicara pada seseorang. Kadang terkesan seperti orang yang lagi ngomong sendiri. Makanya ketika teman-temanku di SMP ramai-ramai memiliki buku diari yang cantik dengan segala pernak pernik dan foto-foto di dalamnya, aku gak terlalu tertarik mengikuti jejak mereka menuliskan isi hati di diari. Yang ada aku tulis beberapa jadwal pelajaran dan cerita tentang tingkah lucu teman-temanku di buku tulis sembarangan, istilahnya buku campur-campur. Tapi walau begitu inilah yang kuanggap buku harianku yang pertama.

Tapi menginjak SMA, pendapatku mulai berubah. Ini gara-gara aku naksir kakak kelas tiga, (waktu itu aku kelas satu…hehe… *dasar abege *). Berhubung gak bisa ngomong sama siapapun soal perasaan naksir ini (meskipun ngomong sama temanku sendiri), makanya kumerasa saat itulah waktunya aku membutuhkan buku diari. Dan ketika tanpa sengaja kutemukan buku agenda tahunan bekas, yang tentunya masih layak pakai (lengkap dengan kalender dan nomor telepon instansi setempat), jadi digunakanlah buku agenda itu sebagai tempat mencurahkan isi hati, Inilah diari yang kedua. Dibuku itu, selain menuangkan isi hati, ternyata juga pada akhirnya menjadi tempat menyimpan benda pemberian si kakak kelas, yaitu…….. sebuah permen vicks rasa mint berwarna hijau…

Jadi kejadiannya begini, suatu hari, di acara kemping PMR, si kakak kelas pernah membagikan permen kepada semua adik-adik kelasnya (bukan hanya aku yang diberinya). Berhubung waktu itu aku sedang naksir sama dia, maka sewaktu teman-teman yang lain langsung memakan permen itu, aku justru menyimpannya sebagai kenang-kenangan…hehe.. Dan sepulangnya ke rumah, aku langsung selipkan permen itu di dalam buku harian.

Seperti yang kubilang kalau aku gak terbiasa menulis di buku harian, jadi setelah episode aku naksir dengan si kakak kelas itu berakhir (namanya juga cinta monyet, gak jelas gitu deh, naksir dari jauh aja…wkwkwk..), maka buku harian itu juga mulai terabaikan. Gak pernah kubuka-buka, dan gak pernah bertambah juga isinya. Bertahun-tahun kusimpan buku agenda itu tanpa kutengok sedikitpun, hingga hampir terlupakan .

Sampai suatu ketika aku sedang membereskan buku-buku lama, kutemukan kembali buku agenda itu, dan ternyata permen yang ada di dalamnya juga masih ada, tapi keadaan permen itu sudah berubah, yang tadinya permen itu padat, waktu kutemukan lagi itu permen, sudah menjadi cair…hehe… Kutimbang-timbang kembali, apakah permen itu mau dibuang atau disimpan lagi (gak mungkin dimakan, kecuali kalo mau keracunan),...buang…gak…. buang… gak… *ragu-ragu gak jelas*…. akhirnya kubuang juga permen itu. Kemudian kutoleh lagi isi buku agenda. Kubaca-baca kembali. Perasaanku jadi malu sendiri sewaktu membacanya. Gak percaya kalau itu aku yang tulis…(perasaan kok bukan gue banget yak! Pasti itu orang lain yang tulis...wkwkwk… *gak mau disalahin*). Jadi dengan tanpa rasa menyesal, akhirnya segera kusobek buku itu supaya gak ada yang baca…

Buku diari ketiga sengaja kubeli di toko buku. Niatnya juga bukan untuk menulis diari, tapi semata-mata karena aku tertarik dengan penampilan bukunya. Kertasnya tebal, isinya berisi gambar-gambar pemandangan dan juga foto-foto yang artistik. Sampulnya juga berwarna hijau muda yang adem dan ditutup dengan cover plastic, membuatku yakin pasti buku ini bakalan awet. Sampai beberapa waktu lamanya buku ini gak pernah ditulis apapun, hanya dibolak balik dan dipandangi isinya yang berisi gambar-gambar. Hingga ketika suatu hari kubutuhkan buku itu untuk menuangkan perasaan, buku diari itupun kembali memainkan perannya. Sampai sempat berlembar-lembar kuisi, lama kelamaan aku mulai gak konsisten menulisnya.. Si Buku Diari pun mulai sedikit terlupakan (Cuma berbulan-bulan gak kutengok, gak sampai tahunan lagi kok..:p).

Tapi sewaktu aku sadar kembali untuk menulis buku diari itu, dan mulai membaca-baca dulu isinya sebelum ditambah lagi dengan tulisan yang lain, penyakit lamaku kembali muncul. Kembali aku merasa malu membaca apa yang ada di dalamnya. Aku khawatir ada orang lain yang membacanya. Dan pada akhirnya, seperti sebelumnya, sebagian isinya yang telah ditulisi, segera kugunting dan kusobek.

Bedanya, kali ini aku merasa menyesal telah menggunting buku itu. Pasalnya bukan menyesal karena tulisanku telah dibuang, tapi menyesal karena buku itu, yang semula utuh, kini hampir sebagiannya jadi gak utuh, banyak bagian yang kurobek dan menyisakan ruang kosong didalamnya kalau ditutup. Aku menyesal karena gambar-gambar bagus yang ada di dalamnya juga terbuang. Aku merasa sayang pada gambar-gambarnya. Sempat jadi sebel sama diri sendiri. Tapi setelah difikir-fikir, tiba-tiba timbullah ide di kepalaku. Supaya buku itu gak akan dirobek lagi dan tetap awet sampai kapanpun, aku gak akan menggunakannya sebagai buku diari, tapi buku itu kugunakan untuk menulis resep-resep masakan yang pastinya akan selalu aku gunakan sewaktu-waktu dibutuhkan. Dalam buku itu sengaja kutulis resep yang paling aku sukai dan aku yakin paling mudah untuk dipraktekkan. Jadi, begitulah, buku diariku telah berubah fungsi. Bertransformasi dari buku curhat, menjadi buku resep.. Sampai sekarang buku itu selalu kubuka kembali kalau aku mau bikin kue, terutama ketika lebaran menjelang..
Karena kusimpan resep andalanku didalamnya ^_^..

*tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba di sini : http://aghnellia.multiply.com/photos/album/46/Lomba-My_Silly_DiarySi_Merah *

Monday, 18 April 2011

Security itu.....

Di suatu siang yang cukup terik. Matahari seperti memanggang para penghuni bumi. Hari itu, berbekal tekad untuk memenuhi janji untuk bertemu dengan teman-teman seperjuangan *halah :p*, dari kawasan Senayan aku segera meluncur dengan Kopaja menuju kawasan Blok M, tepatnya di Plaza Blok M.

Seperti biasa, sebelum memasuki kawasan itu, setiap pengunjung harus melewati pintu masuk yang dijaga oleh beberapa security. Begitupun dengan diriku. Begitu menaiki tangga plaza, melihat meja kecil telah tersedia di dekat pintu masuk, tanpa menunggu perintah sang security, segera langsung saja kusodorkan tas besarku yang di dalamnya berisi : air minum, kamera pocket, dompet dan lain-lain (yang lain gak perlu disebut yaaahhh :p). Dengan senyum-senyum simpul, sambil meminta ijinku ("Selamat siang Mba. Boleh saya lihat tasnya?") untuk memeriksa tasku, sang security segera membuka tas itu. Sementara aku dengan setengah cuek sambil melongok ke dalam, melihat-lihat kemungkinan saja ada salah satu temanku yang sudah datang dan melintas disitu.

Setelah selesai memeriksa tas, segera diserahkannya tas itu kepadaku. Tiba-tiba aku tertegun ketika sang security tidak mengucapkan kata "terima kasih" seperti biasa. Tapi kata terima kasih itu diganti dengan ucapan "Syukron". Berhubung aku sedikit kaget, ucapannya hanya kujawab dengan senyuman sambil kuberfikir dalam hati "Wah, ternyata securitynya bukan yang biasa" hehe... :p

Thursday, 14 April 2011

Inacraft Exhibition 2011

Start:     Apr 20, '11
End:     Apr 24, '11
Location:     Jakarta Convention Centre, Senayan, Plennary Hall no. 78
My jewelry collections will be at Inacraft Exhibition.
By the name of TELKARI JEWELRY! ^_^

Thursday, 7 April 2011

Ojo Lali =??

Seperti biasa, hari Jum'at di kantorku adalah waktunya makan gratis...hihihi... Makanannya selalu berganti setiap minggu, kadang ayam goreng, kadang masakan Padang, atau lain kali Hokben... Nah Jum'at ini kami dapat menu ayam Bakar dari warung "Ojo Lali".. Rasanya enak pokoknya... Diperhatikan nampaknya semua karyawn menyukai menu ini... Tak lupa Pak Haji mengantarkan makanan ke beberapa teman, sambil ngobrol... Inilah obrolan kami : 

Pak Haji : "Hari ini makanannya Ojo Lali nih... Enak... Ojo Lali itu artinya apaan sih?"

Febri : Ojo Lali itu artinya Ojo = jangan, Lali= lupa, jadi "jangan lupa" (rupanya Pak Haji gak terlalu memperhatikan jawaban temanku ini, karena dia sedang sibuk hilir mudik mengantar makanan.

Sementara Pak Haji entah kemana, kemudian terjadilah percakapan antara aku dengan Febri :

Me : "Feb, bisa bahasa Jawa gak?" (mengingat orangtuanya adalah orang Jawa)

Febri :"Bisa mba.... bisa PUYENG maksudnya...hehehe"

Kami pun berdua ketawa geli. Tiba-tiba Pak Haji yang baru datang kembali langsung menyambar percakapan.

Pak Haji :"Oooohh... Ojo Lali itu artinya JANGAN PUYENG?"

Kami berdua langsung bengong... trus ketawa ngakak...wkwkwkwk....

Duuhh Pak Haji main samber aja.... jadi gitu deh...

Askan (Asisten Kantor)

Ini kisah tentang askan (asisten kantor, ngikutin istilah ART :p) di kantorku. Namanya Pak Lukman, lelaki beranak tiga aseli Betawi, berumur sekitar empat puluh tahun lebih sedikit. Tapi orang-orang biasa memanggilnya Pak Haji, karena Pak Lukman sudah menunaikan ibadah haji beberapa tahun yang lalu, dapet warisan dari orangtuanya. Katanya dia, dulu rumahnya di Jalan HR Rasuna Said, atau Kuningan. Bayangin aja berapa besarnya itu duit warisan. Secara daerah itu tanahnya mahal banget per meternya. Makanya, gak heran, semua keluarga Pak Haji sudah menunaikan ibadah haji (termasuk meng-Haji-kan isterinya). Berkat tanah warisan tersebut.

O iya, jangan coba-coba panggil dia dengan namanya saja (tanpa embel-embel "Haji", bisa-bisa dia gak bakalan nengok deh alias dia bakalan pura-pura gak denger sama panggilan kita.. (soal ini aku pernah nge-test juga lho...hihihi..).

Balik ke cerita awal. Pak Haji ini orangnya kocak, polos, rame (kalo gak ada dia, kantor serasa sepi pokoknya), kadang sok tau (rasa ingin tahunya besar), gaya, kadang ngeselin juga (dengan sikap sok taunya)..hehehe.. Dan ada juga sifat positif yang dimilikinya, yaitu Pak Haji hampir gak pernah marah (walaupun pernah diem-diem ngedumel juga, curcol padaku atau temanku, soal sikap teman yang lain, namanya manusia, ya wajarlah). Tapi pada dasarnya Pak Haji ini orangnya baik kok, dan unik juga ada orang kayak dia. 

Nah herannya, walaupun dia sebagai askan, tapi dia tetap gak merasa sebagai askan *lho?*... Iya, maksudnya di Job Description dia punya tugas bertanggungjawab soal kebersihan dan kerapihan kantor, tapi jangan heran kalau hampir setiap hari semua karyawan melihat dia kerjaannya wira wiri pergi keluar kantor (sehari bisa sampe 4-5 kali balik lho), macam karyawan yang selalu kerja dinas luar *gaya kan?*...hehe... Makanya, gak heran juga kalo kami kadang-kadang mendengar keluhan mba sekretaris dirut yang mengeluh karena sering terpaksa membuat kopi untuk para tamu dirut, atau kebingungan cari-cari cangkir bersih, gara-gara Pak Haji meninggalkan kantor tanpa membereskan dapur lebih dulu (lagi ngacir ke tempat lain). Jangan heran juga kalau melihat dapur kantor lebih sering mirip kapal pecah gara-gara belum sempat diberesin Pak Haji... Pasalnya Pak Haji lebih senang dan menikmati pergi keluar ketimbang berkutat di kantor...hehe... Sesekali kami mencuci sendiri piring yang baru dipakai, tapi kan gak semua orang mau begitu..^_^..

Kalimat rutin yang pertama biasa ditanyakan padaku setiap aku baru datang, pasti begini,"Mba, ada yang mau dititipin gak? Saya mau ke bank nih!" "Mba, hari ini jadwal saya mau kesini, kesitu dan kesana, mba mau titip apa?" atau tanpa ditanya, dengan mimik muka yang serius dia akan melaporkan siapa saja yang hari itu gak masuk. Biasanya Pak Haji bilang dengan nada seolah melapor padaku maupun setiap orang yang baru datang, seperti ini,"Mba... Si A hari ini gak masuk, katanya sakit kepala... Mba Si B gak masuk, katanya begini...".... Sering aku geli sendiri, kok dia lebih tau ya daripada orang-orang Divisi HRD...hehehe.. Aku sering menjulukinya "informan" atau "wartawan lokal"... Pasalnya semua gosip yang beredar di kantor, dia tau *hadeeh kok ngegosip ya?*...gosipnya macam begini, sering dia lebih tahu siapa saja yang mau pindah tempat, siapa saja yang lagi butuh komputer baru, siapa nama teller baru di bank X, siapa nama ustadz yang ceramah di musholla kantor Jum'at ini, kemana saja direktur pergi hari itu *segitunya*.. Bahkan soal jumlah anak kucing kantor  yang baru dilahirkan dan warna masing-masing bulunya Pak Haji juga tahu!! *suweerr...hahaha..* Bayangkan, begitu perhatiannya Pak Haji ^_^... Makanya, kami sering iseng bertanya,"Pak Haji, ada kabar apa hari ini?" hihi...:P

Bukan hanya soal menjadi informan, bicara soal gaya hidup, Pak Haji lumayan punya gengsi juga orangnya *halah apa siy maksudnyah :p*... Pernah suatu kali Pak Haji bilang,"Saya sih kerja cuma buat formalitas aja, yang penting pergi pagi pulang sore, soal duit sih gak terlalu difikirin, kontrakan saya punya".. atau juga bilang,"Wah, anak saya dirumah tidur kalo gak pake AC gak mau, panas katanya"... "Anak saya punya laptop".... "TV di rumah masing-masing kamar ada, biar gak berebut nontonnya".... "Anak saya punya HP masing-masing dua, satu CDMA satu GSM"... trus kujawab,"Wah, saya kalah dong Pak Haji, saya aja cuma punya satu HP, berarti semua HP jadi enam dong buat anak Pak Haji ya?".... dijawabnya,"Iya dooongg, saya juga punya dua nih (sambil menunjukkan kedua HP-nya dengan mimik polos)"... *Hadeeehhh...gayanya Pak Haji*..... Kami yang mendengar cuma ketawa geli sambil bilang,"Waahh Pak Haji Hebaatt"...hehehe... Pokoknya begitu deh Pak Haji itu... unik dan sering menghibur kami...

Pokoknya dia deh yang sering bikin kami ketawa dengan kata-katanya atau sikapnya... Ya udah segitu aja sementara ceritanya. Kapan-kapan aku cerita soal Pak Haji lagi ya...^_^

ket foto : Pak Haji bersama isteri dan salah satu anaknya (cantik kan?)

Friday, 1 April 2011

Filigree

Filigree itu unik. Apapun alur dan lengkungan yang kita buat, akan selalu terlihat indah. Cobalah lihat hasil karya dibawah ini. Semua indah bukan? Bros dan pendant filigree ini kubuat berdasarkan pesanan teman, dan juga sebagai hadiah...^_^